Selamat Datang Mahasiswa Baru Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut “Pelopor Moderasi Beragama”

Program Studi Sosiologi Agama menyambut mahasiswa baru prodi Sosiologi Agama tahun 2023 yang ditandai dengan Pengenalan Budaya Akademik (PBAK) yang dilaksanakan pada tanggal 29-30 Agustus 2023 di Kampus UIN Sumatera Utara.

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg menyampaikan, UINSU sebagai kampus pusat moderasi beragama bertugas mencetak insan berkarakter tangguh dengan nilai-nilai Islam, berilmu dan berketerampilan serta memiliki kecakapan hidup, kelak mengisi pembangunan di Indonesia. Pengenalan Budaya Akademik (PBAK) tahun ajaran 2023/2024 yang diikuti 5.587 mahasiswa baru dari delapan fakultas di kampus Islam negeri ini yang digelar di kampus IV Tuntungan, 

Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr Nursapia, MA dalam sambutannya mengucapkan selamat datang di kampus FIS UIN Sumatera Utara bagi mahasiswa/i baru. Dalam momentum PBAK ini, diharapkan kepada mahasiswa baru untuk dapat mengenal budaya akademik di kampus UIN Sumut dan tentunya agar mahasiswa nantinya dapat menorehkan prestasinya untuk kampus tercinta, baik prestasi akademik maupun non akademik.

Ketua Prodi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M.Si mengatakan mahasiswa Prodi Sosiologi agama juga diharapkan menjadi insan akademis yang membawa nilai-nilai Islam yang moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sosiologi agama hadir ditengah-tengah dinamika masyarakat yang plural dan berupaya menjawab tantangan tersebut. Maka dari itu dalam momentum PBAK Sosiologi Agama memiliki jargon ” Sosiologi Agama, Pelopor Moderasi Beragama “. Neila juga berpesan kepada mahasiswa baru, untuk serius dalam mengikuti perkuliahan dan budaya akademik lainnya, sebab lulusan Sosiologi Agama juga mulai diperhitungkan di dunia pekerjaan.

” Alhamdulillah, alumni kita sudah banyak yang mulai meniti karir, ada yang sebagai fasilitator di NGO, tenaga pendidik, wirausaha, swasta dan lainnya, ” kata Neila didampingi oleh Sekretaris Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Rholand Muary, M.Si

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Rizki Kurniawan menyambut kedatangan mahasiswa Sosiologi Agama dengan melakukan perkenalan dan budaya akademik di FIS UIN Sumut. Dia juga mengajak agar mahasiswa baru nantinya juga ikut terlibat dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan untuk mengasah kemampuan manajerial dan kepemimpinan organisasi.


Sosiologi Agama itu laboratoriumnya bukan di gedung mewah yang ber AC, namun di masyarakat, maka apapun ceritanyanya kita akan kembali ke masyarakat, maka anak anak SA (Sosiologi Agama) harus punya kemampuan dalam mengorganisir masyarakat,” pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan PBAK yang dilaksanakan di hari ke II kampus FIS UIN Sumut, Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan, Dra Retno Sayekti, M.LIS, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan , Dr Abdul Karim Batubara, MA, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, M. Yoserizal Saragih, S.Ag., M.I.Kom, Kepala Tata Usaha, Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, Kepala Laboratorium, Dosen dan staf di lingkungan FIS UIN Sumut. Acara PBAK ini juga diisi dengan kuliah motivasi dan ditutup dengan penanaman pohon di halaman kampus. (RM)

Konferensi Internasional Sosiologi Agama ” Religion in the Political Vortex: Problems and perspective”.

Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, menggelar Konferensi Internasional dengan tema “Religion in the Political Vortex: Experiences and Perspectives”,  pada 21-23 Juni 2023 di Parapat. Di tahun ini itensitas kegiatan politik akan semakin menunjukan tensi semakin tinggi. Tema konferensi sosiologi Agama kali ini mencoba untuk mewacanakan kembali pengetahuan politik dari perspektif sosiologi agama.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara, Dr. Nursapia, MA menyebutkan Kementerian Agama RI telah mengembangkan konsep moderasi beragama dalam upaya meneguhkan dan menguatkan kehidupan kebangsaan. Sekaligus mengembangkan keadaban bangsa agar negara kokoh dan stabilitas nasional dapat terjaga.

Dalam konteks jelang tahun politik 2024 ini, maka kita sangat penting mempekuat peran sosiologi agama dalam menjaga keutuhan NKRI. Sebagai sivitas akademika di bawah Kementerian Agama, kita juga wajib menguatkan perhatian kita, agar polarisasi politik yang berkembang pada periode sebelum ini tidak terjadi lagi.”

Dia menambahkan Kepihatinan kita pada hubungan agama dan politik yang dipraktikkan dalam masyarakat kontemporer itulah yang mendorong terlaksananya konferensi ini. Dekan FIS berharap kehadiran 50 peserta internasional conference ini dapat berbagi pengalaman, temuan-temuan riset di berbagai lapangan seputar yang dimaksud dalam kajian sosiologi agama.

Tentu saja, temuan-temuan yang ada akan memberi dampak pada kemajuan teori-teori di bidang sosiologi agama dan berkontribusi pada kehidupan kebangsaan kita,” katanya.

Ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI) Dr Muhammad Syuhada M.Hum dalam sambutannyanya menegaskan, tema yang dibahas dalam konfrensi kali ini merupakan tema yang hangat dan lagi diperbincangkan dalam konteks politik dan agama di Indonesia.

Tema ini, menurut saya merupakan tema yang keren ya, tema yang merangsang kegelisahan agama kita dalam setiap kontestasi. Ini memiliki arti penting. Pertama, konteks keilmuan sosiologi agama. Tema ini bagus dan konfrensi ini menjadi landasan pijakan, bagaimana sosiologi agama membicarakan politik agama. Relasi politik agama yang selama ini terjadi bisa kita urai dan mengatasi problem yang sedang terjadi,” katanya.

Dalam lingkup Program Studi Sosiologi Agama kata Syuhada, sosiologi agama harus mampu mengembangkan kajian ini secara teori dan praktik. Itulah yang membedakan keilmuan sosiologi agama dengan ilmu politik dan ilmu umum lainnya.

SA dapat menyeimbangkan kondisi praktis agama bahkan relasi agama dan politik. Perbincangannya senantiasa ditempatkan di tujuan utama, kontribusi agama, membangun keutuhan kedamaian dalam dinamika politik Indonesia saat ini,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia International Conference on Sociology of Religion, Dr Faisal Riza MA mengatakan jumlah peserta yang ambil bagian dalam international conference ini sekitar 50 peserta. Kata Faisal, kegiatan ini sudah direncanakan satu tahun lalu dan sudah dimaksimalkan dari kegiatan sebelumnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tuan rumah UINSU, maka sejak itu kita menjadi panitia lokal, intens melakukan diskusi bersama dosen prodi untuk mempersiapkan itu semua. Tiga Dekan FIS (Dr Maraimbang, Prof Abdurrahman dan Dr Nursapia Harahap) juga saling mendukung dalam acara ini,” katanya.

Pembicara yang akan hadir dalam konferensi ini antara lain Profesor Mehmet Ozay (dari Marmara University Turkey), Dr. Suhada dari UIN Yogyakarta (Ketua Umum ASAGI), dan Dr. Faisal Riza, Pengkaji Politik dan Aktivisme Islam dari UINSU. Kegiatan ini juga akan dibuka dan dilengkapi oleh pembicara kunci (keynote speaker) dari Rektor UINSU Prof. Dr. Nurhayati. Kegiatan ini akan dipusatkan di kawasan Danau Toba, tepatnya di Kota Parapat, Kabupaten Simalungun.

konferensi Internasional menjadi penting untuk dilaksanakan i karena, pada umumnya masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama yang baik, namun dalam kestabilan tersebut menyimpan potensi-potensi konflik sentimen agama. Oleh sebabnya prodi-prodi sosiologi agama mecoba pada kegiatan tahunan ini membuka diskusi mengkobinasi antara perspektif sosiologi agama dan perspektif politik guna memperkaya wawasa ilmiah melihat fenomena ini. Tujuan kegiatan ini di lain sisi juga mengasah ketajaman citivitas akademik bagi  dosen-dosen sosiologi agama, ke mahasiswa dan kemasyarakat luas.

     Tahapan kegiatan konferensi Internasional Sosiologi Agama tahun 2023 yang di laksanakan di Parapat Sumatra Utara adalah hasil dari keputusan satu tahun yang lalu di kegiatan ASAGI lombok, yang mengamanatkan untuk tahun 2023 di adakan di Sumatra Utara. UIN Sumatra Utara selaku Tuan ruman pada tahun ini mencoba memaksimalkan agar kegiatan ini bejalan dengan lancar. Hal ini terlihat, tidak hanya kalangan dosen prodi Sosiologi Agama yang di libatkan saja, namun oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut melibatkan puluhan dosen yang berada dalam satu fakultas tersebut (RM/Ist)

Mahasiswa Sosiologi Agama ikuti Program International Summer Course 2023


Medan, Mahasiswa program studi agama FIS UIN Sumut mengikuti program international Summer Course 2023 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Hal ini ditandai dengan Letter of Acceptence (LoA) yang diterima oleh mahasiswa Sosiologi Agama dengan seleksi yang ketat oleh penyelenggara, Adapun nama nama tersbut yakni Alvira Wiabda Tambunan dan Habibina Menatri. Kegiatan Summer Course ini mengambil tema “ Social Entrepreneurship to Achieve Sustanable Development Goals” yang dilaksanakan pada tanggal untuk sesi course 21-23 Agustus 2023 dan untuk fieldtrip study dilaksanakan pada 22-31 Agustus 2023. Kegiatan ini dimulai kelas materi yang disampaikan oleh beberapa narasumber nasional dan internasional yakni Rae Macapagal (Universitas of Philipines ) dan Prof Dr. Zainal Abidin Sanusi)

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan fieldtrip study dengan puluhan mahasiswa dan dosen dalam negeri dan internasional ke Berastagi, pulau samosir, Siosar Kabanjahe dan ditutup dengan mengeskplor kota Medan termasuk kunjungan ke Istana Maimun.

Alvira Wiabda Tambunan menceritakan pengamalamannya dalam mengikuti kegiatan Summer Course 2023 mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan suatu praktik kita sebagai mahasiswa harus mengeksplor dunia luar dengan mengikuti kegiatan di luar kampus agar bisa mengetahui dan membandingkan bagaimana tingkat kemampuan kita jika di adu dengan mahasiswa luar negeri contoh dari negeri tentangga yaitu Malaysia dan Filipina, yang dimana kegiatan ini dilakukan selama 10 hari tanpa dipungut biaya dalam proses kegiatan.

Maka kegiatan ini merupakan suatu peluang mahasiswa untuk mempraktikkan dalam berkomunikasi dalam bahasa inggris itu merupakan pembelajaran yang paling banyak dan kita bisa mengetahui bagaimana aturan serta keunggulan jika dibandingkan dengan kampus luar. Sementara itu, Habibina menatri juga menceritakan tentang bagaimana mengenalkan kuliner di sumatera utara serta respon dari mahasiswa dan dosen luar negeri yang berasal dari Malaysia dan Filipina.

Dari beberapa makanan yang di sajikan seperti bakso, ikan asam manis, rendang, teri medan, pempek, rujak dan masih banyak jenis makanan yg mereka sukai karena cocok di lidah mereka. Mereka sangat bersemangat untuk mencoba makanan khas sumatera utara yang didukung dengan wisata di sumatera Utara seperti Danau toba, Samosir, tomok, dan Berastagi. Pada saat kami mengunjungi Huta sialagan di Samosir, mereka sangat antusias mendengarkan asal usul batak toba yang disampaikan oleh tokoh adat. Huta sialagan merupakan rumah adat zaman dahulu yang bernama rumah adat bolon yang terdiri dari 3 tingkat, tingkat pertama untuk ternak, tingkat kedua untuk berkumpul, dan tingkat ketiga untuk menyimpan barang.Tanggapan mereka mengenai sejarah batak toba yaitu menarik karena budaya yang masih kental dengan mistisnya pada masa itu dan mempunyai tempat sejarah yang dijadikan tempat wisata yang dimana budaya di negara luar hanya sesekali dijadikan tempat wisata melainkan hanya untuk disimpan individu.

“Semoga ini juga berdampak positif pada promosi budaya Indonesia” ujar Habibina.

Ketua Prodi Sosiologi Agama, Neila Susanti sangat mengapresiasi keterlibatan mahasiswa Sosiologi Agama dalam kegiatan internasional ini, dan tentunya ini menjadi dorongan yang kuat bagi prodi dan mahasiswa untuk terlibat kembali pada even-even akademis internasional selanjutnya (RM/AW/HM)