Empat Dosen Sosiologi Agama Peroleh Sertifikat Profesional Sebagai Mediator Konflik Sosial-Keagamaan

Medan. Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) bersama Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina menyelenggarakan kegiatan fellowship pelatihan Mediasi Profesional bagi tokoh agama dan masyarakat sipil di Sumatera Utara. Acara tersebut dugelar di hotel Emerald Garden, 18-22 September 2023.

Setelah melakukan seleksi berkas dan wawancara, maka terpilih lah 30 peserta yang berhak mengikuti pelatihan mediasi profesional. Dari 30 peserta yang dinyatakan lolos dan berhak mengikuti pelatihan, 4 orang diantaranya adalah dosen prodi Sosiologi agama, fakultas ilmu sosial UIN Sumatera Utara. Keempat dosen tersebut adalah Dr. Irwansyah, M. Ag, Aulia Kamal, MA, Purjatian Azhar, M. Hum dan Muhammad Irfan M. Hum.

Pelatihan tersebut sangat bermanfaat. Sebab, bila melihat kondisi Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi yang memiliki ragam agama, budaya dan kebiasaan. Keanekaragaman tersebut tentunya disatu sisi lahir sebagai anugrah dari yang maha Kuasa, namun disini lain tentu saja bisa melahirkan potensi-potensi konflik apabila tidak dijaga dan di rawat dengan baik. Sehingga pada akhirnya diperlukan aktor-aktor sebagai mediator dalam membantu menyelesaikan konflik yang ada, baik konflik antar umat beragama, konflik sosial dan konflik budaya.

Pelatihan tersebut mengusung konsep untuk praktik bersama menjadi mediator. Selama lima hari proses tersebut empat hari digunakan untuk melatih skill para peserta menjadi mediator yang baik dan handak. Skill-skill tersebut meliputi skill mendengar, copas, lebeling, paraprhasing dan repreaming. Selain itu peserta juga dilatih untuk mampu bernegosiasi, mendefenisikan masalah dan proses kaukus bila kesepakatan tidak didapatkan.

Tentu saja pelatihan tersebut membarikan banyak manfaat bagi para peserta yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda, khususnya bagi dosen-dosen prodi Sosiologi agama.

Ketua Program Studi Agama FIS UIN Sumut, Neila Susanti, M,Si mengapresiasi kegiatan pelatihan mediator konflik sosial keagamaan yang diselenggarakan oleh PGI dan PUSAD Paramadina. Dia menilai bahwa untuk Sumatera Utara pontensi konflik yang bernuansa agama dan identitas lainnya bisa saja muncul di permukaan publik. Maka dengan melahirkan mediator yang turut memediasi konflik akan meminimalisir dan mencari titik temu kesepakatan bersama.

Kami sangat senang sekali, dosen dosen Sosiologi Agama ikut dalam pelatihan mediator profesional dalam bidang sosial keagamaan, ini menjadi energi bagi kami untuk menambah kemampuan dosen dosen kami sebagai mediator dan dimanfaatkan baik bagi masyarakat” Ujar Neila didampingi Sekretaris Prodi SA, Rholand Muary, M.Si

Dirinya pun bersyukur semoga kegiatan pelatihan mediator profesional ini punya tidak lanjut dan terus dilakukan dalam menjaga kekndusifitasan dalam hubungan antar agama, bangsa dan budaya di Indonesia.


Sementara itu , Wakil Direktur PUSAD Paramadina, Husni Mubarak menyampaikan bahwa kerja sama dengan bidang KKC PGI ini dilatarbelakangi kesamaan misi PUSAD dalam membangun perdamaian di tengah masyarakat. Beragam penelitian dan penelitian telah PUSAD lakukan tidak hanya terkait mediasi ini.

Husni juga menambahkan,bahwa banyak konflik atau sengketa yang terjadi di masyarakat membutuhkan penanganan secara bijak dengan jalan mediasi, tidak hanya dengan pendekatan hak atau secara hukum. Sehingga para pihak yang berkonflik dapat terpenuhi kebutuhannya, terjadi kesepakatan yang adil bagi para pihak dimaksud. (PA/RM)

Tular Nalar Gelar Kelas Kebangsaan, Ajak Mahasiswa Sosiologi Agama jadi Fasilitator Perubahan

Medan, 19 September 2023– Tular Nalar, program yang didedikasikan untuk memajukan literasi digital dan critical thinking, menggelar kelas Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia secara bersamaan di 16 wilayah (Aceh, Medan, Bengkulu, Bandung, Purworejo, Magelang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Kalimantan Utara, Banjarmasin, Makassar, Manado, Lombok Utara, Maluku, Jayapura) pada tanggal 19-20 September. Program yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana ini bertujuan untuk memberdayakan first-time voters, pre-lansia, dan lansia di seluruh Indonesia. 

Sistem pendidikan konvensional kurang menyediakan pembekalan yang cukup bagi pada pelajar, utamanya sebagai first-time voters dengan skill yang diperlukan untuk mengarungi dunia digital secara efektif, apalagi menjelang tahun politik 2024. Tular Nalar, sebagai program yang berakar kuat pada prinsip-prinsip demokrasi, maju memberikan solusi dan mengisi kekosongan tersebut dengan metode pendekatan prebunking atau pengideraan, yang secara proaktif menjadi vaksin untuk memperlambat penyebaran konten dan berita hoaks pra-pemilu, ujaran kebencian, dan misinformasi yang bermuatan kacau isi, kacau emosi, dan kacau diri.

Di Medan Sumatera Utara acara ini diadakan pada tanggal 19 September 2023 di Universitas Islam Negeri dengan total peserta 130 orang. Menurut Dekan Universitas Islam Sumatera Utara, Dr. Nursapiah Harahap M.A, bahwa kegiatan literasi digital ini sangat penting terutama bagi mahasiswa UIN dan diharapkan bisa memberikan wawasan dan pemahaman tentang Bagai mana mahasiswa mampu membedakan antara berita fakta dan hoaks.    “ Terutama di saat menjelang pemilu 2024 ini, banyak sekali informasi hoaks yang beredar di media sosial, maka dirasa sangat perlu dilakukan pembinaan literasi digital demi ketenteraman masyarakat dari bahayanya informasi hoaks seputar pemilu”, ungkapnya

Adapun dalam kegiatan tersebut di fasilitasi oleh tim fasilitator yang umumnya berasal dari mahasiswa Sosiologi Agama diantaranya Zalfa Alya Putri, Putri Rahayu, Salsabila Nuraqila Nasution, Tiara Sani, Alvira Wiabda Sari Tambunan, Izzul Muslimin Bastian, Habibina Menatri, Rizky Kurniawan.

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO, mengutarakan bahwa dengan dukungan berkelanjutan dari Google.org, MAFINDO merasa bangga dapat berkolaborasi dengan Love Frankie, Think Policy, PERLUDEM, Ruangguru, para pakar dan aktivis literasi lainnya untuk memperluas program Tular Nalar di 38 provinsi. “Hal ini akan mendukung upaya kami sebelumnya dalam memberdayakan penerima manfaat, terutama first-time voters dan lansia dengan critical thinking untuk mengenali dan mencegah penyebaran hoaks, misinformasi, dan ujaran kebencian terkait pemilu,” tambahnya.

Tentang Tular Nalar

Tular Nalar, program pelatihan literasi digital dan critical thinking yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF dan JRKI pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini. Tular Nalar merilis Sekolah Kebangsaan untuk para pelajar dan mahasiswa, dan Akademi Digital Lansia. 

Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi situs https://tularnalar.id/tentang-kami/ 

atau follow akun Instagram Tular Nalar di https://www.instagram.com/tularnalar/.

Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi sosial yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Didirikan sebagai entitas nirlaba pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan bekerja di banyak bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, pendidikan publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan di tingkat akar rumput.

Informasi lebih lanjut ada di https://www.mafindo.or.id/tentang-kami/ 

Tentang Google.org

Google.org, sisi filantropis Google untuk menanggulangi beberapa tantangan terbesar umat manusia yang menggabungkan pendanaan, donasi produk, serta keahlian teknis dalam mendukung komunitas yang kurang terlayani. Google.org mendukung organisasi nirlaba, gerakan sosial, dan entitas sipil yang membuat dampak signifikan pada komunitas yang mereka layani, dan yang kegiatannya berpotensi menghasilkan perubahan positif yang terukur dan bermakna bagi umat manusia. Informasi lebih lanjut ada di https://www.google.org 

Dekan FIS Monitoring Awal Perkuliahan Semester Gasal 2023/2024

Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, Dr Nursapia, MA melakukan monitoring perkuliahan perdana Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, Rabu 6 September 2023 di kampus IV UIN Sumut.

Dekan dalam kunjungannya di kelas Semester I Prodi Sosiologi Agama mengatakan bahwa hari ini merupakan awal perkuliahan semester Gasal 2023-2024 maka semua perangkat dalam perkuliahan perlu di monitoring dan juga dievaluasi. Perangkat perkuliahan dapat berupa kesiapan sarana dan prasarana perkuliahan, kehadiran dosen, perangkat kelas, portalsia, dan lain sebagainya.


Selain itu Wakil Dekan Bidang akademik dan kelembagaan, Dra Retno Sayekti, M.Lis yang turut mendampingi Dekan dan pimpinan fakultas dan Prodi juga menyampaikan etika akademik yang sudah berlaku di kampus UIN baik itu etika komunikasi serta etika dalam penggunaan busana di kampus. Kunjungan monitoring ini juga dilakukan di semua kelas prodi yang ada di FIS yakni Sejarah Peradaban Islam, Sosiologi Agama, Imu Komunikasi dan Ilmu Perpustakaan.

Turut hadir dalam mendampingi Dekan FIS UIN Sumut, Wakil Dekan Bidang Akademik dan KelembagaanDra. Retno Sayekti , M.Lis. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan , Dr. Abdul Karim Batubara, S.Sos., M.A. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama , M. Yoserizal Saragih, S.Ag., M.I.Kom, pimpinan Prodi dan Tata usaha.