Alvira Wiabda Terpilih KKN Internasional di Malaysia

Medan. Mahasiswa Sosiologi Agama, Alvira Wiabda Sari Tambunan berhasil lolos seleksi dalam mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional 2024 oleh UIN Sumatera Utara. Alvira sendiri merapakan satu dari 25 mahasiswa se UIN Sumatera Utara yang diberangkatkan dalam pengambdiannya di Malaysia.

Program KKN sendiri merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang tertera dalam tridharma perguruan tinggi. UINSU pada tahun ini memiliki 5 jenis program KKN seperti KKN Reguler, KKN Melayau Serumpun, KKN BKS PTN Barat, KKN Moderasi Beragama, dan KKN Internasional. Ini merupakan tahun pertama dilaksanakannya KKN Internasional yang berlokasi di Malaysia. Mahasiswa yang lulus seleksi untuk mengikuti KKN Internasional ini terdapat 25 orang tetapi semuanya tidak ditempatkan pada satu lokasi KKN saja melainkan dibagi menjadi 9 tempat, dimana setiap kelompok terdiri 2-6 mahasiswa. Penempatan lokasi KKN ini merupakan lokasi Sanggar Bimbingan atau sekolah khusus yang dibuat oleh KBRI atau Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk anak-anak asal Indonesia yang tidak mendapatkan akses pendidikan karena adanya beberapa faktor. Maka, dengan adanya program KKN Internasional ini merupakan proses pengabdian kepada masyarakat Indonesia tetapi berlokasi di negara orang.

Alvira Wiabda Sari Tambunan sendiri ditempatkan di Kelana Jaya, Selangor yang merupakan kawasan Chinese namun juga ada warga Indonesia disana. Maka dibangunlah Sanggar Bimbingan untuk anak Indonesia di daerah Kelana Jaya ini. Sanggar Bimbingan ini baru berjalan sekitar 3 bulan.

Kegiatan yang saya lakukan sebagai bentuk kegiatan KKN adalah memberi pengajaran dengan membuat metode pembelajaran yang terbaru agar anak-anak semangat untuk belajar, ” ujar Alvira

Dia menambahkan kegiatan belajar mengajar dimulai dari pukul 07.00-17.00 WIB yang dimana anak-anak diajarkan untuk terbiasa melakukan sholat, tidur siang, makan, dan belajar pada waktu yang sudah ditentukan berdasarkan keperluan pada umumnya. Jadi, selama sebulan disini harus membuat inovasi baru seperti membuat desain spanduk, membuat modul pembelajaran, membangun hubungan dengan orangtua murid dan juga memahami kondisi yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia. Setiap Sanggar Bimbingan sendiri itu berbeda kegiatan proses kegiatan KKN-Nya mulai dari cara mengajar tergantung pada kesesuaian kebutuhan pada setiap Sanggar Bimbingan tersebut (AW)

Selamat Datang Mahasiswa Baru Sosiologi Agama 2024

Deli Serdang. Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara melakukan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus UIN Tuntungan sejak tanggal 2-4 September 2024. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr Nursapia Harahap, MA dalam sambutannya mengucapkan selamat datang di kampus Fakultas Ilmu Sosial. Dia mengajak mahasiswa untuk bersyukur atas capaiannya menjadi mahasiswa karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat mengakses pendidikan sampai ke perguruan tinggi negeri.

Kami ucapkan selamat datang, anak-anak kami calon pemimpin di masa yang akan datang, walaupun diantara kalian ini datangnya dari pelosok kampung, jangan minder karena kesuksesan itu bisa diraih dengan belajar sunguh-sungguh, ” ujar Dekan FIS UIN Sumut yang juga dosen Ilmu Komunikasi ini.

Sementara itu Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M.Si juga pada sesi khusus dengan mahasiswa baru angkatan 2024 juga menyambut kedatangan mahasiswa baru Sosiologi Agama dengan ungkapan rasa syukur karena sudah melawati masa ujian dan pemberkasan. Dia pun mengajak agar mahasiswa juga belajar memahami budaya akademik kampus dan jangan segan-segan bertanya kepada pengelola program studi ataupun senior sosiologi agama.

Mahasiswa baru harus sudah mempersiapkan diri bahwa kalian statusnya hari ini adalah mahasiswa bukan anak sekolahan lagi, maka dari itu harus berfikit lebih kritis dan punya pengetahuan yang luas dan tentunya perlu pergaulan sosial, ” ujar Neila yang didampingi oleh Sekretaris Prodi, Rholand Muary, M.Si

Selain itu acara pengenalan ini juga diisi dengan materi dan motivasi dari salah seorang alumni Sosiologi Agama angkatan 2017, Eva Indriani, S.Sos. Eva sendiri merupakan alumni angkatan pertama yang saat ini berkecimpung dalam dunia advokasi khususnya perempuan. Eva dalam sambutannya mengajak mahasiswa Sosiologi Agama untuk memiliki kemampuan dan keterampilan untuk persiapan nantinya setelah tamat.

Maka dari itu, mahasiswa harus sudah memiliki pengalaman saat kuliah, dirinya juga menyebut bahwa dosen-dosen di Sosiologi Agama juga kerab mengajak mahasiswa untuk menimba ilmu pada saat kegiatan luar kampus, dengan melakukan kunjungan ataupun riset yang berkaitan dengan mata kuliah. Hadir juga dalam pengenalan ini alumni SA angkatan 2020, Mudrika Aulia Sitepu, Ardi Nurwahyu, Widya Permita Sari (RM)

Dr Faisal Riza Raih Hibah Penelitian Internasional

Medan. Dr Faisal Riza, dosen UIN Sumatera Utara menjadi peneliti tamu di ISTAC-IIUM Malaysia. Lembaga ini merupakan pusat kajian berskala internasional dalam bidang kajian pemikiran dan peradaban Islam. Kegiatan berlangsung pada 4-9 Agustus 2024. Dalam kegiatan ini Riza yang telah lama menggeluti kajian Islam, Urban, politik, memperbesar area risetnya ke Malaysia. Di sana, ia menelusuri dokumen, arsip-arsip relevan, di beberapa perpustakaan kampus dan arkib negara. Selain itu, Riza terlibat banyak dalam kegiatan akademis seperti diseminasi pendahuluan riset, kelas diskusi dengan mahasiswa S3 dan anggota fakultas.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kerjasama penelitian skema matching grant antara kedua institusi yaitu ISTAC-IIUM dan UIN SU. Dr Faisal Riza menyebutkan bahwa keikutsertaannya dalam kegiatan ini turut memperluas jaringan dan memiliki peluang dalam pengembangan karir akademik.

“Saya merasa mendapatkan kesempatan berharga bisa terlibat dalam kegiatan akademik dan jaringan yang lebih luas. Ini peluang mengembangkan karir akademik yang strategis,” ungkap Riza.

MUNAS ASAGI 2024 di Kediri Berlangsung Sukses

Kediri. Program studi Sosiologi Agama Se Indonesia melaksanakan Seminar Nasional dan Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Sosiologi Indonesia (ASAGI) 2024 di Kediri pada tanggal 25-28 Juni 2024. Hasil Munas menetapkan Ketua Umum  ASAGI periode 2024-2026 Dr Sehat Iksan Shadiqin, M.Ag dari Prodi Sosiologi Agama UIN Ar Raniry Aceh.

Pelaksanaan Munas diawali dengan seminar nasional dengan mengambil tema, “ Tantangan Ekologi dalam Paradigma Integrasi dan Interkoneksi “ yang menghadirkan narasumber yakni Rachmad K Dwi Susilo, Ph.D dari Prodi Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang dan Prigi Arisandi, aktivis lingkungan sekaligus direktur eksekutif Ecological Observation & Wetland Conservation (Ecoton), sebuah yayasan yang bekerja untuk menjaga kelestarian sungai-sungai di Provinsi Jawa Timur dan kawasan sekitarnya.

Setelah pemaparan dari masing-masing narasumber dilaksanakan diskusi dan tanya jawab, kemudian lenjut pada sesi berikutnya yaitu panel presentation dari masing-masing paper dosen Sosiologi Agama Se Indonesia yang temanya berkaitan dengan isu lingkungan. Pada saat malam harinya dilaksanakan Munas dimana agendanya laporan pertanggung jawaban pengurus ASAGI periode 2022-2024 yang dipimpin oleh Dr Mohammad Soehadha, M.Si yang merupakan dosen Prodi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selama dua periodesasi.

Selanjutnya Munas membahas Anggaran Dasar dan Anggaran rumah tangga dan diskursus mengenai perkembangan kelilmuan dan tata kelola program studi Sosiologi Agama se Indonesia. Pada saat akhir Munas terpilih berdasarkan musyawarah anggota ASAGI, Dr. Sehat Ikhsan Shadiqin, M.Ag sebagai Ketum ASAGI 2024-2026.

“ Ini bukanlah pekerjaan yang ringan, namun dengan kerja sama dan saling mendukung, Insya Allah kita mewujudkan visi misi ASAGI kedepan, “ ujar Dr Sehat Ikhsan Shadiqin

Adapun dosen Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut yang hadir dalam kegiatan Munas ini yakni Rholand Muary, M.Si dan Ahmad Yasser Effendy, MA. (RM)

Mudrika Aulia Sitepu Wakili UIN Sumut jadi Pembicara Desiminasi Nasional Unpad Bandung

Mudrika Aulia Sitepu, Mahasiswa prodi Sosiologi Agama menjadi narasumber nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran Bandung melalui daring, Kamis (20/06). Acara Desiminasi Nasional ini mengambil tema ” “Analisis Masalah Sosial Berbasis Problem, Cause, Effect Analysis” telah berlangsung dengan sukses.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari berbagai universitas dan institusi di Indonesia diantaranya Universitas Bengkulu, Universitas Syah Kuala, Universitas Udayana dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Mudrikah Aulia Sitepu, seorang perwakilan dari UIN Sumatera Utara, mengangkat isu “Enequal Education, Environmental Problem, dan Health Care” dalam acara tersebut. Mudrikah mengalisis isu-isu tersebut dengan pendekatan Problem Cause dan Effect Analysis.

Mudrikah memulai presentasinya dengan menjelaskan bahwa Enequal Education merupakan masalah sosial yang sangat penting di Indonesia, menurut Mudrikah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam kesetaraan pendidikan yaitu: penurunan gaji untuk tenaga honorer, Kurangnya sekolah infusi (sekolah untuk disabilitas), Isu kenaikan UKT, Penurunan kualitas sarana dan prasarana, Ketidakmerataan pendidikan di masyarakat, Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas, Beasiswa tidak tepat sasaran, Kurikulum yang tidak menentu, Rendahnya motivasi untuk melajutkan pendidikan. Isu beasiswa tidak tepat sasaran ini dapat terjadi karena tidak adanya transparansi dari awal pendaftaran dan pengumuman hasil lolos seleksi dari pihak lembaga penyelenggara program beasiswa khusunya beasiswa tidak mampu dari pemerintah.

Kemudian pemerintah tidak mensurvei atau me refresh dan memperbarui ulang data-data siswa maupun mahasiswa yang mungkin tidak tepat sasaran dan yang paling mirisnya itu info mengenai beasiswa hanya di bagikan kepada pihak-pihak terdekat dan tidak tersosialisasikan dengan baik. Dampak yang ditimbulkan yaitu besiswa tidak tepat sasaran dan banyak sekali anak yang tidak melanjutkan pendidikan hingga karena masalah biaya terutama di Sumatera Utara. Mudrikah menjelaskan bahwa Enequal Education dapat menyebabkan berbagai masalah sosial, seperti penurunan kualitas pendidikan, penurunan kesadaran masyarakat, dan penurunan kemampuan masyarakat.

Terdapat beberapa daerah yang memiliki akses pendidikan yang kurang. Misalnya, di Kabupaten Deli Serdang, terdapat beberapa desa yang tidak memiliki sekolah yang layak. Hal ini menyebabkan anak-anak di daerah tersebut tidak dapat mengakses pendidikan yang layak, ” ujar Mudrika memberikan contoh ketimpangan dalam akses pendidikan di wilayahnya.

Mudrikah menambahkan bahwa Environmental Problem adalah masalah sosial yang sangat penting di Indonesia, terutama di Sumatera Utara. Mudrikah menjelaskan bahwa Environmental Problem dalam hal ini isu merokok dapat menyebabkan berbagai masalah sosial. Merokok bukan hanya permasalah untuk 1 orang saja atau si perokok melaikan menjadi masalah jika dampak yang tercipta itu menyeret orang banyak orang. Dari hal ini terdapat kasus di Indonesia diantaranya “ Pria 23 tahun mengalami paru paru bocor” yang kedua “ kasus anak 3 tahun kecanduan merokok di Jogja” terakhir ada kasus “ Bocah di Sukabumi kecanduan merokok 2 bungkus perhari” Merokok dapat menjadi masalah sosial di masyarakay karena : Merokok menjadi masalah sosial di masyarakat karena beberapa alasan berikut: Dampak Negatif pada Kesehatan: Merokok memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan, terutama bagi remaja.

Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru. Ketergantungan: Merokok dapat menyebabkan ketergantungan, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif. Ketergantungan ini dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan psikologis, seperti penurunan kosentrasi, penurunan kebugaran, dan penurunan kesehatan. seperti penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air, dan penurunan kualitas tanah. Contoh yang diberikan oleh Mudrikah adalah di Universitas yang ada di Sumatera Utara, terdapat beberapa daerah dan kampus yang memiliki masalah lingkungan yang serius.

Sementara itu, Ketua Program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Neila Susanti, M.Si mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan diseminasi nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Sosiologi FISIP UNPAD dalam rangka mengimplementasikan kerja sama dengan Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut sekaligus bagian dari implementasi kurikulum merdeka belajar dan kampus merdeka. (MAS/RM)

Konsulat Muda Jepang Motivasi Mahasiswa FIS UIN Sumut untuk Karir dan Studi di Jepang

Deli Serdang. Program Studi Sosiologi Agama bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama melaksanakan seminar Internasional dengan tema “ Budaya Etos Kerja orang Jepang : Kiat Sukses Membangun Karir dan Persiapan Studi di Jepang “ di aula kampus FIS UIN Sumut, Kamis (20/6). Seminar Internasional ini menghadirkan narasumber Konsulat Muda Konjen Jepang di Medan, Mr Asano Shunya didampingi oleh Staf konsulat bidang pendidikan dan kebudayaan, Utari. Kegiatan ini dipandu oleh dosen Prodi Sosiologi Agama, Ahmed Fernanda Desky, M.Si

Ketua HMJ Sosiologi Agama, Fitra Yusdarly Harahap mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilaksanakan setelah pelantikan beberapa bulan yang lalu. Adapun tema yang diambil ini merupakan keinginan dari teman teman mahasiswa yang ingin mempersiapkan studi lanjutnya di Jepang. Oleh sebab itu melalui seminar ini diharapkan mahasiswa mendapatkan akses informasi bagaimana dapat melanjutkan studinya di Jepang.

Sementara itu Dekan FIS, Dr Nursapia Harahap mengatakan mengapresiasi kegiatan yg dilaksanakan oleh HMJ Sosiologi Agama.karena telah mempersiapkan acara seminar ini dengan sebaiknya terlebih lagi dapat menghadirkan konsulat muda Jepang di Medan ke kampus FIS UIN Sumut. Dia menambahkan tema yang diambil ini merupakan tema yang cukup penting, sebab Jepang sebagai sebuah negara yang maju, tidak terlepas dari budaya etos kerja mereka yang disiplin dan tepat waktu.

Kita harus belajar banyak dari masyarakat Jepang, apalagi soal kedisplinan waktu dan tertib, ini menjadi modal sosial untuk membangun sebuah negara yang maju pula, ” ujar Dr Nursapia harahap, MA. Dia menambahkan, Jepang sebagai negera maju juga tidak melupakan identitas kebudayaannya termasuk nilai dan norma yang berlaku disana, sehingga menjadi kesatuan yang tidak dipisahkan sebagai orang Jepang kemanapun dan dimanapun dia berada.

Selain itu Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Sumut, Prof Dr Katiman, M. Ag sebelum membuka acara ini secara seremonial juga menyebutkan, bahwa negera Jepang merupakan salah satu negera di Asia yang menjadi tujuan pelajar untuk sekolah sampai tingkat Doktor. Oleh sebab itu, melalui seminar internasional ini selain kita mempelajari etos kerja di Jepang, juga harus memberikan akses informasi untuk memperoleh beasiswa pendidikan di Jepang. Oleh sebab itu, tentunya besar harapan tahun yang akan datang, ada alumni maupun dosen FIS yang bisa studi lanjutnya ke negara Jepang.

Konsulat Jepang di Medan, Mr. Asano Shunya dalam pemaparannya kepada ratusan mahasiswa FIS UIN Sumut yang hadir menyebutkan saat ini ada 888 beasiswa dari pemerintah Jepang yang sudah diberikan kepada mahasiswa asal Indonesia dan menurutnya beasiswa ini merupakan beasiswa terbesar di dunia. Sementara untuk jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang sebanyak 5792 mahasiswa. Selain itu dalam konteks demokrasi, Indonesia justru mendapatkan bonus demografi dimana jumlah populasi stabil dan dapat memberangkatkan tenaga kerja, hal ini berbanding terbalik dengan Jepang yang angka kelahirannya menurun mencapai 0.99 di Tokyo sehingga kekurangan tenaga kerja di Jepang. Dia juga membagikan tips bagaimana agar sukses untuk generasi kedepannya

Di Jepang itu membutuhkan tenaga kerja yang banyak, setidaknya ada tiga tips untuk bisa sukses yaitu, tepat waktu, disiplin dan belajar bahasa Jepang, apalagi orang Indonesia itu friendly (ramah) itu jadi modal sosial yang sangat baik, ” ujar Mr Asano Shunya yang sudah lebih dari 2 tahun bertugas di Medan.

Selain itu, Utari staf konsulat juga menyampaikan bahwa di Jepang saat ini ada program beasiswa ” Monbukagakusho” atau MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology) dimana penerima beasiswa setiap tahunnya sebesar 102 ribu orang. Adapun fasilitas yang didapat antara lain tidak adanya ikatan dinas, bebas biaya pendaftaran, tiket pesawat pulang dan pergi, gratis pembuatan visa pelajar bebas biaya kuliah, matrikulasi dan ujian uang masuk.

” Agar lolos program beasiswa ini juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain , mengasah kemampuan bahasa Inggris atau Jepang, mengantisipasi pertanyaan dari pewawancara, mempertajam motivasi belajar di Jepang, memberikan jawaban yang lugas dan tidak memikirkan diri sendiri, ” ujarnya. Hadir dalam kegiatan seminar ini , Wakil Dekan I Dra Retno Sayekti, M.Lis, Wakil Dekan II Dr Abdul Karim Batubara, MA, Wakil Dekan III Yoserizal Saragih, M.Ikom, Kepala Tata Usaha, Dr Rafnitul Hasanah, MA, Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi di lingkungan FIS UIN Sumut, ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, para dosen dan juga staf kepegawaian.Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dan pemberian cinderamata (RM)

Dosen Sosiologi Agama Menjadi Narasumber Youth Interfaith Harmony di Padang Sidempuan

Padang sidempuan, Dosen Program studi Sosiologi Agama Purjatian Azhar, M. Hum menjadi pembicara pada acara Youth Interfaith Harmony di Padang Sidempuan. Acara tersebut diselenggarakan oleh kerjasama Komite Nasional Lutheran World Federation KN-LWF dengan Gereja Kristen Protestan Angkola GKPA, sabtu 15 Juni 2024.

Acara tersebut mengundang para pemuda dari berbagai lintas agama, baik itu Kristen, Katolik, Islam dan juga Budha di Padang Sidempuan. Dalam paparan nya Purja menjelaskan bagaimana peran pemuda dalam merawat perbedaan dalam bingkai kebhinekaan. Purja memulai pemaparan dengan mengajak berefleksi kepada semua peserta untuk kembali menerima segala bentuk perbedaan, perbedaan adalah kehendak Tuhan, maka terimalah segala bentuk perbedaan dengan penuh keikhlasan dan kebijaksanaan, tegas nya.

Selanjutnya Purja juga menjelaskan bagaimana sikap beragama bagi seorang muslim. Pertama, Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits serta Pancasila dan UUD 1945, artinya dalam beragama maka yang menjadi sumber hukum adalah Al-Qur’an dan Hadits, begitu juga dalam bernegara, maka yang menjadi sumber hukum dan yang harus ditaati adalah Pancasila dan UUD 1945. Kedua, berpikir secara Inklusif, terbuka dan open minded. Ketiga memiliki sikap Tabayyun, artinya tidak mudah menyalahkan dan menghakimi ketika terjadi perbedaan pendapat dan pandangan khususnya dalam konteks beragama. Keempat, memiliki sikap Agree in Disagreement (Setuju dalam Ketidaksetujuan) dan, kelima, memilki sikap untuk Berbaur tetapi tidak melebur.

Purja melihat bahwa pemuda memiliki peran yang cukup sentral dalam merawat keharmonisan umat beragama, artinya bahwa tugas-tugas dalam merawat perdamaian dan keharmonisan bukan semata tugas para agamawan saja, tetapi pemuda juga memiliki tugas yang sama dalam menjaga dan merawat keharmonisan antar ummat beragama. (PA)

Mahasiswa SA Rebut Juara di Porseni FIS 2024

Deli Serdang. Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial merebut juara dalam ajang Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni ) Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan tahun 2024. Adapun kategori pertandingan yang dijuarai yakni bola kaki, catur dan tenis meja, pop solo dari sembilan cabang yang dikompetisikan yg lainnya yakni film pendek, puitisasi, stand up comedy, story telling, monolog dan karya tulis ilmiah. Kegiatan ini dilaksanakan di kampus FIS UIN Sumut, (30/04)

Adapun mahasiswa program studi Sosiologi Agama yang menjuarai pada ajang porseni FIS 2024 antara lain, Widya Permita Sari juara 1 pop solo, tim kesebelasan bola kaki Sosiologi Agama juara 1, Rahmad juara 1 tenis meja dan Rizki Kurniawan juara 1 kategori catur. Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M,Si mengucapkan selamat atas pretasi dalam bidang seni dan olah raga yang yang sudah diperoleh dan tentunya bakal dan skill juga harus terus ditingkatkan agar bisa berkompetisi diajang yang lebih nasional untuk mengharumkan nama prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut. (RM)

Survey IKUB 2024, Dosen SA Sukseskan Survey di Sumut

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Rholand Muary terlibat dalam mensukseskan survey Indeks Kerukunan Umat Bergama (IKUB) 2024 sebagai Koordinator Lapangan khususnya di Kota Medan dan Kabupaten Nias Selatan pada mulai Maret- April 2024. Kegiatan survey IKUB 2024 diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimas agama dan layanan keagamaan dengan tujuan mengukur sikap umat beragama di Indonesia terhadap konsep kerukunan sebagaimana tertuang dalam PBM No. 8 dan 9 Tahun 2006, kemudian mengukur Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama serta sebagai alat pemetaan, pengukuran potensi, prediksi, dan deteksi dini kehidupan keberagamaan umat beragama.

Sasaran dalam survey ini dilakukan di 34 provinsi, 136 kabupaten/kota , 1360 kelurahan/desa, dengan melibatkan 13.600 responden. Penarika sampel dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik enumerator langsung menjumpai para responden. . Adapun yang menjadi indikator indeks kerukunan umat beragama yakni mengukur toleransi antar umat beragama, kesetaraan antar umat beragama dan kerja sama antar umat beragama. (RM)

Prodi SA Jajaki Kerja Sama dengan KN LWF

Pematang Siantar. Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara menjajaki kerja sama kembali dengan Komite Nasional (KN) Luthreran Word Federations (LWF) di kantornya saat undangan diskusi Membuka Pertemuan Lintas Agama untuk Meningkatkan Toleransi dan Hak Asasi Manusia di Sumatera Utara (16/04)

Dalam pembukaan acara, Rev Dedi Pardosi, Direktur KN-LWF, menyambut para peserta dan menggarisbawahi pentingnya dialog antaragama dalam memperjuangkan perdamaian dan kerukunan. Partisipan yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, mahasiswa, dan perwakilan organisasi keagamaan. Pertemuan ini menjadi forum bagi para peserta untuk saling berbagi cerita tentang pengalaman mereka dalam menjaga keberagaman, mengatasi tantangan dalam dialog antaragama, dan mendorong inisiatif-inisiatif yang memperjuangkan toleransi dan hak asasi manusia. Langkah awal kolaborasi dengan organisasi Inclusive Citizenship and Human Rights (ICHR) dari Norwegia juga diumumkan, dengan tujuan meningkatkan inklusi minoritas agama di wilayah yang dilanda konflik di beberapa negara.

ICHR menyambut baik pengalaman dari Indonesia, khususnya Sumatera Utara, sebagai sumber daya berharga untuk kursus online mereka yang bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang hak asasi manusia dan keragaman agama. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret dalam memperjuangkan perdamaian dan kerukunan di Indonesia serta menjadi model bagi upaya serupa di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.Dosen Prodi Sosiologi Agama yang hadir dalam kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama, Rholand Muary, M.Si dan dosen senior Sosiologi Agama, Dr Irwansyah, M.Ag. (RM/Ist)