Transformasi Budaya Berperilaku di Ruang Digital: Ahmed Fernanda Desky, M.Si. Hadir sebagai Narasumber Workshop Bertajuk “Masyarakat Virtual dan Masyarakat Madani”

Medan, 24 Mei 2025 – Dosen Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara, Ahmed Fernanda Desky, M.Si, didaulat sebagai salah satu narasumber workshop bertajuk “Masyarakat Virtual dan Masyarakat Madani”. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Kota Medan menggandeng Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut serta Penerbit buku Masmedia Buana Pustaka yang  memperkokoh ruang kolaborasi di kegiatan ini.

Pada sesi workshop, turut hadir dosen tetap Prodi Sosiologi Fisip Universitas Sumatera Utara, Rahman Malik S.Sos., M.Sos, sebagai narasumber yang memberikan refeklesi para guru tentang fenomena masyarakat virtual di kehidupan sehari-hari. Acara yang dimoderatori Ahmad Yasser Effendi, M.A., yang juga merupakan dosen tetap Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara ini juga turut malancarkan jalannya diskusi.

Di tengah semakin kompleksnya perubahan sosial akibat kemajuan teknologi digital, peserta yang mayoritas berprofesi sebagai guru pengampu mata Pelajaran Sosiologi Tingkat SMA/MA kota Medan, Dosen, dan Alumni Sosiologi Fisip USU turut berkumpul untuk berdiskusi dalam melihat fenomena masyarakat di era digital. Kehadiran kedua narasumber ini menjadi warna tersendiri dalam diskusi akademik khusunya dalam mengupas isu-isu kontemporer seputar transformasi masyarakat madani menuju masyarakat virtual akibat kemajuan teknologi informasi dan ruang sosial digital.

Ahmed Fernanda Desky, sebagai penulis buku teks pelajaran Sosiologi dan Antropologi Tingkat SMA/MA yang diterbitkan oleh Masmedia Buana Pustaka, membawakan materi diskusinya tentang “Individualisme di Ruang Digital: Antara Fenomena Teknologi dan Transformasi Budaya Berperilaku Masyarakat Virtual”.  Ia menjelaskan “Pentingnya bagi kita dalam menempatkan istilah masyarakat madani, masyarakat digital dan masyarakat virtual. Kita juga perlu meningkatkan pemahaman kritis tentang paradigma perilaku sosial menurut ahli sosiologi yang sedang populer saat ini dalam mengkaji masyarakat dan teknologi digital. Individu atau dapat disebut sebagai aktor sosial kini sedang tergerus perkembangan teknologi di ruang digital dapat memengaruhi budaya berperilakunya sendiri.”

Dalam sesi diskusinya, ia mendesiminasikan secara singkat beberapa hasil riset seputar masyarakat di ruang digital, berbagi pengalaman dalam menulis buku, dan studi empiris sebagai tenaga pendidik baik di sekolah hingga di perguruan tinggi kepada para peserta.

“Guru harus memanfaatkan platform digital dan literasi digital dalam mengembangkan sistem pembelajarannya kepada siswa. Sebab, untuk membaca buku teks mata pelajaran saat ini pun sudah melibatkan smartphone, laptop ataupun komputer agar kita bisa mengakses referensi tambahan di buku-buku tersebut, ditambah lagi saat memberikan tugas evaluasi diri, tugas pengayaan seperti keterampilan atau berdiferensiasi maupun tugas proyek kepada siswa pun sudah menggunakan platform digital sebagai alat pendukunganya. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi guru dalam mengawasi pemanfaatan teknologi digital juga sangat penting untuk ditingkatkan. Sebab ada nilai kejujuran, adab, norma dan moralitas siswa amat penting untuk diawasi, dicermati dan dievaluasi secara bersama. Kesadaran sosiologis seperti inilah penting untuk ditingkatkan karena ini adalah salah satu kunci untuk membentuk generasi madani di ruang digital” jelas beliau dalam pemaparannya.

“Transformasi budaya masyarakat madani di ruang digital membuat kita paham akan adanya Masyarakat baru di era modern saat ini yaitu Masyarakat virtual. Oleh sebab itu, guru sosiologi memiliki peran sentral dalam membekali siswa agar mampu menavigasi dunia digital dengan perspektif kritis dan etis. Masyarakat virtual bukan hanya ruang baru untuk interaksi, tetapi juga arena baru dalam mengkonstruksikan identitas sosial,  arena konflik, dan dominasi kelompok sosial.” Ujar Ahmed Fernanda Desky yang juga pengurus Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut.

Sesi selanjutnya, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kompetensi Sosiologi”, yang melibatkan guru dan alumni untuk berdialog secara partisipatif mengenai penguatan peran sosiologi di tengah perubahan zaman. Kegiatan ini disambut hangat oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Sumatera Utara, Yafizham Parinduri, S.Sos., M.AP, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif MGMP Sosiologi Kota Medan dan Prodi Sosiologi FISIP USU dalam mempertemukan para guru dengan akademisi dan profesional sosiologi.

Ketua Prodi Sosiologi FISIP USU, Drs. T. Ilham Saladin, M.SP, menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ruang ilmiah, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan kolaborasi alumni lintas angkatan dari berbagai profesi yang bisa mempererat jejaring akademik. Kehadiran Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut yang diketuai oleh Rusdy, S.Sos., M.Sos, telah menjadikan organisasi ini sebagai daya tarik tersendiri bagi para alumni sosiologi di seluruh Indonesia, pungkasnya. Acara ini kemudian secara resmi dibuka oleh Dekan FISIP USU, Dr. Hatta Ridho, S.Sos., M.SP, yang dalam sambutannya menunjukkan komitmen FISIP USU dalam mendukung setiap rangkaian acara tersebut.

Diakhir sesi, Penerbit Masmedia Buana Pustaka memberikan doorprize kepada 10 peserta terbaik terkhusus untuk guru-guru berupa buku teks pelajaran Sosiologi dan Antropologi tingkat SMA/MA karya Ahmed Fernanda Desky, M.Si yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan materi ajar kepada para siswa di sekolah mereka masing-masing. Melalui kegiatan ini, terlihat bahwa kolaborasi lintas sektor pendidikan seperti sekolah, universitas, organisasi profesi, dinas pendidikan dan penerbit buku dapat membentuk ekosistem pembelajaran yang kuat dan relevan dengan zaman. Workshop ini bukan hanya pertemuan ilmiah, melainkan juga sebuah gerakan kolektif menuju pendidikan sosiologi yang transformatif, reflektif, dan adaptif.

Feby Aulia Tuntaskan Pengabdian Masyarakat Sebagai Relawan Pengajar Muda

Deli serdang. Mahasiswa Program studi Sosiologi agama, Feby Aulia dinobatkan sebagai pengajar muda gerakan Sumut mengajar batch 17 tahun 2024-2025. Kegiatan sebagai relawan ini sudah berlangsung pada tanggal 31 Januari sampai 14 Februari 2025 di Desa Kutalimbaru Deli Serdang.

Feby Aulia menceritakan keterlibatannya pada yayasan Gerakan Sumut Mengajar (GSM) ini karena yayasan ini bergerak untuk mengajak semua pihak ikut andil dalam menyelesaikan masalah pendidikan di sumatera utara. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk meningkatkan literasi dan kualitas pendidikan di sumatera utara, khususnya di daerah yang sulit di jangkau dan jauh dari akses pendidikan. Kegiatan dilakukan oleh mahasiswa kurang lebih 250 orang dari berbagai universitas baik didalam kota ataupun di luar kota.

Selama masa pengabdian kegiatan yang kami melakukan adalah mengajar ke sekolah dasar dengan memberikan program kelas seperti mengadakan kelas bencana, kelas ecobrick, kelas kreatvitas, kelas seni budaya dan sebagainya, “

Kemudian dilanjutkan dengan les sore di posko Desa. Disana kami membantu anak-anak desa untuk mengerjakan serta memberikan arahan untuk mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru-guru mereka di sekolah. Dia juga menceritakan sebelum melakukan pengabdian ke Desa, para reawan sudah diberikan pembekalan memalui via zoom dan ada yang tatap muka yang memiliki berbagai tema. Seperti Managemen Organisasi, Puisi Speacking, Kisah inspirasi relawan, Asyik Berorigami Souvenir unutk Guru, dan pembekalan terakhir yang sudah dibagi berkelompok pada penetapan desa masing-masing. Dengan tema Persiapan Pengabdi.

Di malam hari nya kami mengadakan shalat maghrib dan isya berjamaah di masjid desa, dan mengaji bersama setelah ba’da isya. Adapun kami melakukan kegiatan wirit di setiap malam  jum’at dan hari jum’at. Kegiatan ini dilakukan seminggu sekali, “ tambahnya.

Adapun di waktu senggang kami melakukan kegiatan mandi-mandi di pemandian alam tarigan group yang dimiliki oleh bapak kepala desa kami yaitu Bapak Surya tarigan S.Pt. Diakhir acara, kami mengadakan makan bersama serta melakukan Penutupan kegiatan ini dengan bersalaman kepada seluruh warga sebagai bentuk pamitan dan ucapan terima kasih.

Sementara itu, Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M.Si didampingi oleh Sekretaris Prodi, Rholand Muary mengapresiasi pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan oleh mahasiswinya. Dia berharap kegiatan relawan mengajar ini juga bisa diikuti oleh mahasiswa SA lainnya agar menambah pengatahuan dan pengalaman selama masa studi. (RM/FA)

Dialog Pembangunan Sumatera Utara, Dosen SA sampaikan Peran Anak Muda

Deli Serdang. Program membangun generasi cerdas kerja sama Radio Kardopa, Humas DPR Sumatera Utara dan Kampus FIS UIN Sumut kembali digelar dengan mengangkat tema “ Peran generasi muda cerdas dalam membangun Sumatera Utara” yang disiarkan langsung secara live di Kardopa FM 99,4. Hadir dalam nrasumber kegiatan tersebut Wakil Ketua DPRD Sumut, Dr Sunarto, M,Si, akademisi FIS UIN Sumut Rholand Muary, M,Si dan dipandu oleh moderator Dr Indira Fatra deni, MA di kampus FIS UIN Sumut, Rabu 30 April 2025.

Dekan FIS UIN Sumut, Dr Nursapia, MA yang diwakili oleh Wakil Dekan II, Dr Abdul Karim Batubara, MA dalam sambutannya menyambut baik kegiatan dialog membangun generasi cerdas yang diinisiasi oleh Kardopa dan Humas DPRD Sumut. Menurutnya kegiatan ini sangat positif, apalagi turut dihadiri wakil rakyat, sehingga jika ada masukan yang perlu disampaikan dalam rangka pembangunan Sumatera Utara, dapat langsung disampaikan.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Dr Sunarto, M.Si mengatakan bahwa dalam membangun Sumatera Utara, keterlibatan anak-anak muda itu sangat penting diharapkan, apalagi anak muda sekarang mayoritas didominasi oleh negerasi z dan milenial yang dalam perkembangannya dekat dengan teknologi.

Apalagi anak muda Indonesia kita ini termasuk pengguna media sosial terbesar, sehingga potensi mereka ini dalam rangka pembangunan mesti diarahkan ke hal-hal yang positif, “ ujarnya.

Sementara itu, akademisi FIS UIN Sumut, Rholand Muary, M.Si mengatakan bahwa pembangunan itu tidak selalu identitik dengan pembangunan fisik seperti infrastruktur saja melainkan ada pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik. Sebab defenisi pembangunan itu sendiri merupakan perubahan sosial yang terencana, berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dengan asas keadilan.

Kita melihat sebenarnya dari sisi pembangunan di Sumatera Utara, masih terjadi ketimpangan dan kesenjangan begitu lebar antara Medan dengan kota kabupaten lain , seperti kepulauan Nias yang masuk dalam kategori daerah tertinggal, “ ujar Rholand Muary yang juga dosen Sosiologi Agama ini,

Oleh sebab itu ini menjadi perhatian kita bersama, terutama anak- anak muda yang diharapkan menjadi generasi yang cerdas dan tetap kritis dengan gaya yang mereka miliki untuk sama sama membangun Sumatera Utara yang tidak hanya bagi pengembangan infrastukturnya namun pengembangan manusianya yang menjadi kian penting.

Hadir dalam acara dialog tersebut, Produser membangun generasi cerdas Kardopa, Pieter, Host Deasy dan puluhan mahasiswa FIS UIN Sumut. (RM)

Konferensi Internasional UIII 2025, Dr Faisal Riza Sampaikan konsep “Multidemensional Sintesis Kesetaraan Pengetahuan”

Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Dr Faisal Riza, MA mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Fakutas Studi Islam Universitas Islam Internasional Indonesia (FSI-UIII) bekerja sama dengan Institut Social Tuki menggelar konferensi dengan tema penting “Decolonizing Social Sciences and Humanities: Islamic and Non-Western Perspectives.  Pembicaranya datang dari lebih 15 negara, dari Amerika, Kanada, Italia, Timur-Tengah, Afrika, dan Asia. Yang daftar untuk konferensi ini lebih 400 naskah. Dari 400an naskah diseleksi 50an naskah yang dibagi menjadi 12 panel.

“ Pada dasarnya, kita punya pandangan hidup sendiri yang mandiri, dalam memahami hidup dan dinamikanya. Namun, kolonialisme menghancurkan banyak hal termasuk cara kita memproduksi dan mengembangkan pengetahuan, “ Ujar Dr Faisal Riza, MA

Menurutnya Setelah merdeka, sebagai sebuah bangsa, tuntutan kembali kepada kesadaran memahami dan membangun dari pikiran sendiri itu menggeliat. Usaha tersebut dikenal sebagai dekolonisasi. Sebuah upaya mengkritik cara-cara kolonial dalam membentuk kehidupan bangsa jajahan. Upaya membangun, dan menemukan keaslian milik kita (the origin). Lebih setengah abad merdeka, seberapa jauh kita membangun hidup dengan cara kita sendiri. Ini soal yang sulit. Di kalangan sarjana juga demikian, teori-teori yang digunakan dalam memahami masyarakatnya sendiri ajeg menggunakan teori-teori Barat. Padahal keadaan sosial budaya politiknya berbeda sama sekali.

Di forum ini, saya mengajukan konsep multidimensional sintesis. Semangatnya kesetaraan pengetahuan. Bahwa kita juga punya sistem pengetahuan sendiri untuk memahami mayarakat kita, “ ujarnya.

Dia mencontohkan kalau masyarakayt terbiasa dengan konsep communicative rationality ala Habermas, atau Syura (Musyawarah) dalam tradisi Islam, masyarakat di Sumatera Utara punya konsep parhimpunan atau dalihan na tolu ala orang Batak

Adapun konferensi internasional ini juga turut dihadiri pembicara kunci yang juga nama-nama besar seperti Anna Gade (University of Wisconsin-Madison, USA) Farish A. Noor (UIII, Indonesia) Joseph E. Lumbard (Hamad bin Khalifa University, Qatar) Komaruddin Hidayat (UIII, Indonesia) Lena Salaymeh (École Pratique des Hautes Études, France) Recep Şentürk (Hamad bin Khalifa University, Qatar) Salman Sayyid (The University of Leeds, the UK) Syed Farid Alatas (National University of Singapore, Singapore) Vedi Hadiz (The University of Melbourne, Australia). Pembicara panel sesion juga merupakan sarjana yang penting dalam bidang ilmunya masing-masing dari kampus seluruh dunia.

Perhelatan konferensi tahunan Faculty of Islamic Studies Universitas Islam Internasional Indonesia yang bekerjasama dengan Institute Social Türkiye telah berjalan dengan lancar pada tanggal 29-30 April 2025 (RM/FR)

Purjatian Azhar, Dosen Sosiologi Agama menjadi Narasumber Pelatihan Perdamaian dan Kerukunan di Bumi Tapanuli Selatan

Pada tanggal 24–26 April 2025, Komite Nasional – Lutheran World Federation (KN-LWF) Indonesia, dengan dukungan dari Inclusive Citizenship and Human Rights (ICHR), menginisiasi Pelatihan Penguatan Perdamaian dan Kerukunan Antar Umat Beragama di Sipirok, Tapanuli Selatan. Selama tiga hari, peserta dari lintas iman berkumpul dalam semangat belajar bersama dan membangun jaringan lintas agama yang lebih kuat.

Pelatihan ini menghadirkan dua Narasumber utama: Purjatian Azhar, M. Hum, Dosen Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, serta Dr. Hanna Dewi Aritonang, dosen Teologi Agama-Agama dan Studi Perdamaian IAKN Tarutung. Para peserta yang hadir berasal dari beragam komunitas, mulai dari pengurus pemuda-pemudi GKPA wilayah Sipirok, pemuda Vihara Avaloskitesvara Padangsidimpuan, hingga Ketua dan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sipirok.

Materi pelatihan dibagi dalam tiga fokus utama. Pertama, peserta diajak memahami bahwa keberagaman adalah realitas yang memperkaya, bukan memisahkan. Purjatian Azhar, M. Hum dan Dr. Hanna membuka kesadaran bahwa perbedaan iman, budaya, dan pandangan hidup seharusnya menjadi jembatan, bukan dinding pemisah. Pada materi kedua, peserta diajak menggali akar konflik berbasis agama dan perilaku intoleransi, serta bagaimana pendekatan resolusi konflik dapat membangun kembali jalinan sosial yang sempat retak. Terakhir, sesi ketiga memperkenalkan keterampilan komunikasi yang esensial untuk membangun dialog lintas iman yang sehat, menekankan pentingnya mendengarkan aktif dan menunjukkan empati dalam setiap percakapan.

Memasuki hari kedua, suasana pelatihan difokuskan pada lokakarya. Peserta menyusun Analisis SWOT untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam membangun kerukunan di Sipirok, sekaligus merancang Rencana Tindak Lanjut sebagai komitmen bersama dalam menguatkan perdamaian di lingkungan masing-masing.

Hari ketiga menjadi momen yang tak kalah penting. Peserta melakukan kunjungan langsung ke tiga komunitas agama: Masjid Sri Alam Sipirok yang berdiri sejak 1926 sebagai simbol moderasi Islam lokal, Parau Sorat Center GKPA yang memiliki nilai sejarah dalam penyebaran misi gereja Lutheran, serta Vihara Avaloskitesvara Padangsidimpuan, satu-satunya vihara yang telah berdiri kokoh selama 30 tahun di Tapanuli Selatan. Melalui kunjungan ini, peserta tidak hanya belajar sejarah dan tradisi masing-masing, tetapi juga menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam terhadap keberagaman iman yang ada.

Pelatihan ini menegaskan satu hal penting: perdamaian lahir dari perjumpaan yang tulus dan penghargaan yang dalam terhadap perbedaan. Dari Sipirok, semangat ini menyebar, membawa harapan bagi masa depan kerukunan di Indonesia.

FIS UIN Sumut Teken MoA dengan FKUB Kota Medan

MEDAN, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara menandatangani nota perjanjian kerja sama (MoA) dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan dalam pembangunan dan peningkatan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Penandatangan MoU dilakukan Ketua FKUB Kota Medan H Muhammad Yasir Tanjung, S.Pd.I dengan Dekan Fakultas Ilmu Sosial UINSU, Dr. Nursapia Harahap, M.A, pada acara Rapat Kerja (Raker) FKUB tahun 2025, Senin (11/2) di Le Polonia Medan.

Hadir dalam acara tersebut seluruh pengurus FKUB Kota Medan, Wakil Ketua FKUB Kota Medan, Drs H Burhanuddin Damanik, MA, Sekretaris H. Damri Tambunan, S.HI, S.Pd.I, Bendahara, Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag, Pdt. Erwin Tambunan, S.Th. M.Th, Pdt. Obet Ginting, S.Th, MA, Bonggal Ritonga, S.Ag, M.A.P, Prof Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, MA, Dr. Zulheddi, Lc. MA, Ridwan, ST., M.PdM. Kalidasen, RP. Alexander Siliaen OFM Cap, Pdt. Sihol Kesogihen, S.Th, Alwin Angkasa, Hj Sri Wahyuni Naibaho dan Hj Mahyuni Nst, pemuda kerukunan, wanita kerukunan serta narasumber Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Daerah Hartalina, SH. MAP serta Sekretaris Program Studi Sosiologi Rholand Muary, M.Si.

Dikatakan Ketua FKUB Kota Medan, Yasir Tanjung, kerjasama dengan FIS UINSU ini atas semangat pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan fungsi dan tugas kelembagaan masing-masing pihak.

“Lingkup kerjasamanya juga bidang akademik dalam pelaksanaan seminar, pelatihan serta bidang kemahasiswaan dan pembinaan kemahasiswaan pelaksanaan PKL dan pengabdian masyarakat. MoU berlaku jangka waktu lima tahun dan diharapkan kerjasama yang baik terus terjalin,” kata Yasir.

Sementara untuk Raker FkUB Kota Medan tahun 2025, Yasir mengatakan, kehadiran FKUB harus dirasakan manfaatnya ditengah-tengah masyarakat dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. 
“Kita harapkan keaktifan FKUB harus ditingkatkan. Sehingga dalam Raker ini akan dirumuskan program kerja FKUB dalam membantu Pemko Medan menjaga kerukunan umat beragama.

“FKUB Kota Medan selama ini selalu
menjadi tangan kanan Pemerintah Kota Medan untuk memfasilitasi, membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama agar terciptanya hidup yang rukun,” ucapnya.

Ia juga memaparkan FKUB Kota Medan telah banyak melakukan kegiatan yakni
17 kegiatan termasuk FKUB Expo dan ditahun 2025 program kerja dibentuk 25 kegiatan termasuk diskusi bulanan, penerbitan buku kerukunan berbasis pemuda, pembinaan kerukunan kepada mahasiswa dibeberapa perguruan tinggi, FKUB Expo, olahraga kerukuman, podcast, diskusi merawat kerukunan dengan Majelis-Majelis Agama (FGD), dialog tokoh pemuda dan mahasiswa, dialog dengan pengurus rumah ibadah Kota Medan, seminar nasional kebangsaan, kerukunan dan refleksi kerukunan akhir tahun bersama majelis-majelis Agama.

Dalam Raker 2025 ini juga dilakukan Forum Group Diskusi (FGD) dengan dihadiri Kaban Kesbangpol Pemko Medan,
Andy Mario Siregar. Dalam paparannya, ia menyatakan dalam mewujudkan kerukunan umat dengan beribadah nyaman dan aman dalam melaksanakan ibadah masing-masing, menjadi tanggungjawab bersama semua pihak.

“Dengan anggaran yang diberikan Pemko Medan sebagai perhatian Walikota Medan terhadap FKUB, maka sudah menjadi
kewajiban FKUB untuk berkontribusi besar dalam membantu pemerintah membangun Kota Medan,” tuturnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan, Dr Nursapia Harahap, MA menyambut baik penandatangan kerja sama ini dan tentunya akan banyak kerja sama kolaboratif dengan FKUB Kota Medan pada tahun 2025 ini. (ist/RM)