Dialog Pembangunan Sumatera Utara, Dosen SA sampaikan Peran Anak Muda

Deli Serdang. Program membangun generasi cerdas kerja sama Radio Kardopa, Humas DPR Sumatera Utara dan Kampus FIS UIN Sumut kembali digelar dengan mengangkat tema “ Peran generasi muda cerdas dalam membangun Sumatera Utara” yang disiarkan langsung secara live di Kardopa FM 99,4. Hadir dalam nrasumber kegiatan tersebut Wakil Ketua DPRD Sumut, Dr Sunarto, M,Si, akademisi FIS UIN Sumut Rholand Muary, M,Si dan dipandu oleh moderator Dr Indira Fatra deni, MA di kampus FIS UIN Sumut, Rabu 30 April 2025.

Dekan FIS UIN Sumut, Dr Nursapia, MA yang diwakili oleh Wakil Dekan II, Dr Abdul Karim Batubara, MA dalam sambutannya menyambut baik kegiatan dialog membangun generasi cerdas yang diinisiasi oleh Kardopa dan Humas DPRD Sumut. Menurutnya kegiatan ini sangat positif, apalagi turut dihadiri wakil rakyat, sehingga jika ada masukan yang perlu disampaikan dalam rangka pembangunan Sumatera Utara, dapat langsung disampaikan.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Dr Sunarto, M.Si mengatakan bahwa dalam membangun Sumatera Utara, keterlibatan anak-anak muda itu sangat penting diharapkan, apalagi anak muda sekarang mayoritas didominasi oleh negerasi z dan milenial yang dalam perkembangannya dekat dengan teknologi.

Apalagi anak muda Indonesia kita ini termasuk pengguna media sosial terbesar, sehingga potensi mereka ini dalam rangka pembangunan mesti diarahkan ke hal-hal yang positif, “ ujarnya.

Sementara itu, akademisi FIS UIN Sumut, Rholand Muary, M.Si mengatakan bahwa pembangunan itu tidak selalu identitik dengan pembangunan fisik seperti infrastruktur saja melainkan ada pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik. Sebab defenisi pembangunan itu sendiri merupakan perubahan sosial yang terencana, berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dengan asas keadilan.

Kita melihat sebenarnya dari sisi pembangunan di Sumatera Utara, masih terjadi ketimpangan dan kesenjangan begitu lebar antara Medan dengan kota kabupaten lain , seperti kepulauan Nias yang masuk dalam kategori daerah tertinggal, “ ujar Rholand Muary yang juga dosen Sosiologi Agama ini,

Oleh sebab itu ini menjadi perhatian kita bersama, terutama anak- anak muda yang diharapkan menjadi generasi yang cerdas dan tetap kritis dengan gaya yang mereka miliki untuk sama sama membangun Sumatera Utara yang tidak hanya bagi pengembangan infrastukturnya namun pengembangan manusianya yang menjadi kian penting.

Hadir dalam acara dialog tersebut, Produser membangun generasi cerdas Kardopa, Pieter, Host Deasy dan puluhan mahasiswa FIS UIN Sumut. (RM)

Konferensi Internasional UIII 2025, Dr Faisal Riza Sampaikan konsep “Multidemensional Sintesis Kesetaraan Pengetahuan”

Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Dr Faisal Riza, MA mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Fakutas Studi Islam Universitas Islam Internasional Indonesia (FSI-UIII) bekerja sama dengan Institut Social Tuki menggelar konferensi dengan tema penting “Decolonizing Social Sciences and Humanities: Islamic and Non-Western Perspectives.  Pembicaranya datang dari lebih 15 negara, dari Amerika, Kanada, Italia, Timur-Tengah, Afrika, dan Asia. Yang daftar untuk konferensi ini lebih 400 naskah. Dari 400an naskah diseleksi 50an naskah yang dibagi menjadi 12 panel.

“ Pada dasarnya, kita punya pandangan hidup sendiri yang mandiri, dalam memahami hidup dan dinamikanya. Namun, kolonialisme menghancurkan banyak hal termasuk cara kita memproduksi dan mengembangkan pengetahuan, “ Ujar Dr Faisal Riza, MA

Menurutnya Setelah merdeka, sebagai sebuah bangsa, tuntutan kembali kepada kesadaran memahami dan membangun dari pikiran sendiri itu menggeliat. Usaha tersebut dikenal sebagai dekolonisasi. Sebuah upaya mengkritik cara-cara kolonial dalam membentuk kehidupan bangsa jajahan. Upaya membangun, dan menemukan keaslian milik kita (the origin). Lebih setengah abad merdeka, seberapa jauh kita membangun hidup dengan cara kita sendiri. Ini soal yang sulit. Di kalangan sarjana juga demikian, teori-teori yang digunakan dalam memahami masyarakatnya sendiri ajeg menggunakan teori-teori Barat. Padahal keadaan sosial budaya politiknya berbeda sama sekali.

Di forum ini, saya mengajukan konsep multidimensional sintesis. Semangatnya kesetaraan pengetahuan. Bahwa kita juga punya sistem pengetahuan sendiri untuk memahami mayarakat kita, “ ujarnya.

Dia mencontohkan kalau masyarakayt terbiasa dengan konsep communicative rationality ala Habermas, atau Syura (Musyawarah) dalam tradisi Islam, masyarakat di Sumatera Utara punya konsep parhimpunan atau dalihan na tolu ala orang Batak

Adapun konferensi internasional ini juga turut dihadiri pembicara kunci yang juga nama-nama besar seperti Anna Gade (University of Wisconsin-Madison, USA) Farish A. Noor (UIII, Indonesia) Joseph E. Lumbard (Hamad bin Khalifa University, Qatar) Komaruddin Hidayat (UIII, Indonesia) Lena Salaymeh (École Pratique des Hautes Études, France) Recep Şentürk (Hamad bin Khalifa University, Qatar) Salman Sayyid (The University of Leeds, the UK) Syed Farid Alatas (National University of Singapore, Singapore) Vedi Hadiz (The University of Melbourne, Australia). Pembicara panel sesion juga merupakan sarjana yang penting dalam bidang ilmunya masing-masing dari kampus seluruh dunia.

Perhelatan konferensi tahunan Faculty of Islamic Studies Universitas Islam Internasional Indonesia yang bekerjasama dengan Institute Social Türkiye telah berjalan dengan lancar pada tanggal 29-30 April 2025 (RM/FR)