Trend Celana Ketat dan Arena Sosialnya

Oleh Ahmed Fernanda Desky, M.Si.

ISTILAH gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif mengandung pengertian sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola respons terhadap hidup serta terutama perlengkapan kehidupan manusia. Gaya hidup juga bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan, diadopsi, diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilkan tindakan agar mencapai tujuan tertentu. Agar dapat menguasai gaya hidup, maka berbagai cara harus diketahui, digunakan dan dibiasakan.

Pembahasan kali ini sebenarnya suatu hal yang dianggap biasa tapi tanpa kita sadari dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam melihat aktifitas sosial sehari-hari. Katakanlah ini merupakan bagian dari kebutuhan primer masyarakat yang menjadi salah satu gaya hidup di bidang fashion bagi setiap elemen masyarakat.

Fashion yang kita bahas kali ini adalah celana ketat. Fenomena celana ketat memang sudah menjadi gaya hidup manusia di berbagai belahan dunia. Mulai dari balita, anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa juga menggunakan celana ketat sebagai kebutuhan sandangnya sehari-hari. Ada banyak sekali jenis celana ketat, misalnya jeans, legging, skinny, jogger, dan lain sebagainya.

Di tengah fenomena yang terjadi saat ini, banyak dampak yang cukup signifikan mengancam kehidupan manusia, baik dari aspek kesehatan maupun lingkungan sosial. Dilihat dari aspek kesehatan, ada berbagai macam penyakit yang berdampak pada penggunaan celana ketat secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Misalnya gangguan alat reproduksi, gangguan pencernaan, sindrom celana ketat (istilah medisnya meralgia paresthetica) dan lain-lain.

Kalau dilihat dalam aspek lingkungan sosial, dampaknya yaitu menimbulkan nilai dan norma baru di setiap arena sosial. Misalnya moralitas masyarakat dalam menggunakan celana ketat dianggap dapat melanggar aturan seperti mempertontonkan aurat secara intim yang mengundang syahwat lawan jenis, sehingga menimbulkan tindakan kriminal seperti tindakan pelecehan seksual, porno aksi, dan lain-lain. Untuk mencegah kejahatan tersebut, beberapa peraturan dibuat dengan melakukan berbagai konsensus antara masyarakat dengan pemerintah setempat.

Masyarakat Postmodern

Dalam era postmodern saat ini, fashion digunakan sebagai penanda identitas sosial. Masyarakat kapitalisme lanjut menampakkan rasio instrumental sebagai penyeragaman dan pembedaan kesadaran manusia dengan menciptakan kebutuhan yang sama sekali tidak menjadi prioritas. Rasio instrumental tersebut berkembang menjadi suatu ideologi baru di pikiran masyarakat yaitu bagaimana memproduksi berbagai jenis model celana ketat sebanyak-banyaknya dan menciptakan kebutuhan yang semu.

Baudrillard menyatakan masyarakat dalam kapitalisme lanjut yang disebut sebagai nilai-guna dan nilai-tukar telah dikalahkan oleh sebuah nilai baru, yakni nilai-tanda dan nilai-simbol, yang lahir bersamaan dengan meningkatnya taraf ekonomi masyarakat. Menurutnya, fashion adalah satu tahapan akhir dari bentuk komoditas. Dunia fashion juga merupakan permainan simbol-simbol yang pada akhirnya menghilangkan rujukan pada dunia nyata, bahkan tidak menggiring kemanapun. Fashion yang digunakan khususnya celana ketat adalah proses perubahan sosial yang ada di kehidupan masyarakat.

Maka dari itu, perhatian utama masyarakat kapitalisme lanjut lebih ditujukan pada simbol, citra, dan sistem tanda, bukan lagi pada harga manfaat komoditi, sehingga masyarakat lebih mementingkan makna simbolik dibandingkan manfaat atau harganya. Berbagai jenis dan bahan dasar celana ketat nampaknya memiliki banyak variasi sehingga semua kalangan masyarakat mampu untuk membelinya. Manifestasi kapitalis menciptakan model dan kualitas yang berbeda tetapi menunjukkan identitas sosial yang sama dalam menggunakannya.

Dapat kita lihat dari beberapa realitas kehidupan masyarakat ternyata penggunaan celana ketat merupakan kebiasaan dan hasrat manusia yang menjadi komunitas gaya hidupnya sehari-hari. Pada dasarnya celana ketat juga menunjukkan setiap kebiasaan seseorang dapat diekspresikan melalui gaya hidup yang konsumeristik. Dalam masyarakat konsumtif, fashion celana ketat merupakan bagaian dari sistem pemaknaan yang tidak lagi diatur oleh faktor hasrat untuk mendapat kenikmatan saja, melainkan untuk mendapatkan pengakuan status sosial, prestise, dan identitas sosial.

Misalnya celana kuncup anak punk. Mereka menggunakan fashion seperti itu karena memiliki suatu keyakinan dan juga kiblat yang mereka yakini adalah sebuah kemandirian dan kejantanan. Mereka menganggap celana seperti itu adalah salah satu cara untuk menunjukkan jati diri mereka sebenarnya sebagai kaum termarjinalkan mampu hidup mandiri.

Gaya berpakaian anak punk ternyata memiliki nilai histroris tersendiri. Sebelum anak punk KW (punk tiruan) muncul, masyarakat awam menganggap bahwa beberapa komunitas anak punk itu adalah anak-anak dari kalangan orang kaya yang telah menjadi korban broken home dengan ciri khas rambut mohawk, menggunakan berbagai pernak pernik gelang, rantai, anting-anting, pakaian yang serba ketat termasuk celana super ketat menganggap bahwa fashion yang mereka gunakan adalah sebagai salah satu identitas atau bentuk dari komunitas mereka. Tapi pada kenyataannya sekarang ada juga komunitas anak punk yang memiliki pergaulan bebas, sering meminta-minta (di depan SPBU, mini market, atau jalan raya), mempunyai komunitas “vespa gembel”, pengamen jalanan dan lain sebagainya. Akan tetapi seiring perubahan zamannya, komunitas anak punk dengan celana ketatnya menganggap sebagai sebuah trend bagi mereka.

Selain itu, dapat dilihat penggunaan celana ketat wanita yang biasanya digunakan untuk berolahraga digunakan sebagai fashion yang cukup populer saat ini dianggap suatu hal yang positif dan patut ditiru sebagai bagian dari identitas sosial yang baru. Misalnya saja penggunaan legging yang dikombinasikan dengan pakaian Muslim wanita dianggap trend fashion masa kini. Hal ini menimbulkan pemikiran-pemikiran negatif bagi orang Muslim dan non muslim. Perubahan sosial perempuan Muslim modernis yang menciptakan hasrat masyarakat dalam berbusana Muslim dianggap positif yang menganggap selagi tidak menampakkan aurat secara gamblang itu merupakan suatu hal yang wajar.

Padahal dalam ajaran agama, perempuan Muslim yang menunjukkan lekuk tubuh saja sudah dianggap mempertontonkan auratnya kepada orang yang bukan mahramnya. Kalau kita amati lagi, kombinasi pakaian dan celana ketat untuk perempuan Muslim sekarang juga tidak memiliki nilai dan moralitas.

Analogi selanjutnya group band The Cangcuters merupakan salah satu group band yang memiliki kekompakan berbusana dan berpenampilan di setiap aksi penggung mereka. Band ini memiliki selera fashion yang unik dan bertema style tahun 70-an, ini yang membuat mereka terlihat berbeda dengan band yang lain.

The Cangcuters mampu menarik perhatian masyarakat dengan lagu-lagu mereka yang bergenre rockn roll, tidak hanya itu fashion mereka pun menjadi warna sendiri yang membuat mereka menjadi menarik dimata masyarakat. Trend fashion mereka kini juga banyak diikuti oleh para fans mereka dari gaya rambut maupun celana ketat dan baju unik yang biasa The Cangcuters gunakan.

Trend yang dibangun mereka ternyata menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan dalam kehidupan sosial. Mereka sebagai transeter dalam memiliki tujuan untuk membangun sebuah kebiasaan masyarakat sehari-hari dalam menggunakan fashion.

Fashion tersebut awalnya ditolak oleh masyarakat awam yang dianggap aneh dan tidak nyaman dilihat apalagi ditiru. Namun, ketika aktor memakai fashion tersebut secara terus menerus dengan kombinasi musik, sehingga menjadi sebuah ikon atau ciri khas tersendiri dalam dunia hiburan.

Dari analogi tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan celana ketat juga bisa dikatakan sebagai penanda. Dengan menciptakan sebuah kode tertentu, di sini pula artinya celana ketat diciptakan bukan berdasarkan determinasinya melainkan dari model celana ketat itu sendiri.

Setiap individu memiliki penilaian yang dianggap cocok dan memiliki rasa nyaman dan aman dalam menentukan fashionnya. Dalam dunia fashion, celana ketat digunakan sebagai bagian dari gaya hidup yang mempunyai model dan bentuk yang khas sesuai dengan selera dan hasrat manusia.

Celana ketat yang kita gunakan sehari-hari adalah bagian dari proses perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Celana ketat hadir karena memiliki arena sosial yang mendukung keberadaannya yang membuat masyarakat tidak canggung untuk menggunakannya.

Celana ketat telah memiliki transeter yang dianggap patut ditiru karena dianggap sebuah model gaya hidup zaman sekarang. Hal ini juga di dorong dari hasrat masyarakat yang semakin lama semakin ingin tampil lebih beda dalam berbusana meskipun ada sebagian masyarakat menganggap biasa saja dan ada yang menganggap luar biasa tergantung masyarakat menempatkan di ranah sosial yang tepat. Dengan demikian, ketika kita melihat seseorang dengan fashion penggunaan celana ketatnya, maka kita akan mempunyai penilaian tersendiri terhadap orang tersebut.

Penulis Merupakan Dosen Tetap Prodi Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara Konstrasi Dibidang Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan

Link Publikasi:
https://medanbisnisdaily.com/news/online/read/2021/07/18/139367/trend_celana_ketat_dan_arena_sosialnya/