Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara Melaksanakan PkM di Desa Bogak Kabupaten Batubara

Ketua dan Sekertaris Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara periode 2020/2024 melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) perdana di awal tahun kepemimpinannya pada hari Sabtu (27/3). Kegiatan ini diawali dari pembentukan panitia pelaksana yang diketuai langsung oleh ketua prodi yaitu Sakti Ritonga dan Sekertaris Prodi yang juga sebagai sekertaris panitia Faisal Riza. Pemandu sekaligus moderator kegiatan ini yaitu Ismail serta anggota panitia pelaksana Ahmed Fernanda Desky turut membantu mensukseskan seluruh rangkaian kegiatan PkM ini. Pelaksanaan kegiatan ini sengaja melibatkan dosen tetap prodi sosiologi agama sebagai bentuk aksi nyata dari pemenuhan tugas dan fungsinya dalam menjalankan program Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia.

Lokasi dilaksanakannya PkM di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara dengan tema “Pembinaan Kerukunan di Masyarakat Nelayan”. Kegiatan ini juga  mengundang seorang pakar di bidang Kajian Konflik, Purjatian Azhar. Purja menjelaskan “Desa Bogak sebagai desa yang berada di pesisir Tanjung Tiram memiliki potensi hasil laut yang luar biasa. Sebagian masyarakat Desa Bogak menggantungkan hidupnya dari hasil melaut. Disisi yang lain para nelayan kecil juga harus bertarung melawan nelayan besar yang menggunakan pukat harimau dalam menangkap ikan. Tak jarang gesekan pun terjadi bahkan sampai berujung pada konflik of interest” ucapnya.

Disela kegiatan Sakti Ritonga juga menjelaskan “kegiatan ini sejalan dengan program yang dikampanyekan Rektor UIN Sumatera Utara Prof. Syahrin Harahap untuk membangun sikap saling toleransi dan saling menghargai antar sesama bangsa dengan sikap netral saat berada di situasi yang sulit”.

Di akhir pembinaan, Purja memberikan kesimpulan sebagai penutup kepada seluruh audiens “saat ini dengan midernisasi persoalan konflik tersebut lambat laun dapat terselesaikan dengan adanya sikap saling memahami diantara para nelayan. Dengan seperti itu produktifitas nelayan dapat terjaga sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat nelayan di Desa Bogak”.

Pendampingan kegiatan PkM khususnya bagi masyarakat nelayan yang diselenggarakan oleh Prodi Sosiologi Agama nampaknya sangat penting untuk ditinjau secara kritis. Isu-isu konflik sosial sampai saat ini masih menjadi suatu masalah yang menarik untuk dikaji menggunakan perspektif sosiologis. Pentingnya membangun kesadaran kepada masyarakat nelayan bahwa indahnya hidup berdampingan tanpa harus saling sikut menyikut yang dapat menimbulkan konflik horizontal berkepanjangan.

Akademisi dan masyarakat dapat berperan sebagai patron client dalam menjalankan visi demi menjaga integrasi sosial antar sesama bangsa untuk hidup rukun di Indonesia. Selogan “Perdamain” merupakan salah satu resolusi penting dalam upaya pencegahan terjadinya konflik bagi masyarakat nelayan di Desa Bogak.

Sidang Senat Terbuka…

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

test quote

dsadasdas

Workshop Kurikulum…

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Selamat datang di website kami..

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

WEBINAR PRODI SA 03 : HAK-HAK KELOMPOK MINORITAS DI MASA PANDEMI : RESPON NEGARA DAN MASYARAKAT

Pusat Kajian Sosial, Agama dan Gender Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut kembali menggelar Webinar ke 03 dengan tema ” Hak Hak Kelompok Minoritas di Masa Pandemi : Respon Negara dan Masyarakat” pada hari Rabu 01 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Adapun yang menjadi narasumber dalam webinar tersebut, Prof Najib Burhani, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Maulana Muhamamd Idris ( Mubbalig Jemaat Ahmadiyah Kota Medan), dan Dr (cand) Muhamamd Jailani, MA (Dosen Sosiologi Agama FIS UIN Sumut), kegiatan webinar ini dimoderatori oleh Purjatian Azhar, M.Hum. 

PONPES DERADIKALISASI “AL HIDAYAH” JADI LABORATORIUM SOSIOLOGI AGAMA FIS UIN SUMUT

Program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut bekerja sama dengan pondok pesantren Al Hidayah yang merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh mantan teroris Ustadz Khairul Gazali yang sempat divonis enam tahun atas tindak pidana perampokan Bank CIMB Niaga pada Agustus 2010 yang lalu.

Kini ponpes yang didirikannya menjadi ponpes deradikalisasi di Sumatera Utara yangf merupakan binaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) , pondok pesantren ini hanya memiliki dua lokal dengan jumlah santri sebanyak 25 orang yang merupakan anak dari eks teroris.

“Ditambah 6 orang anak dari masyarakat sekitar, itu tujuannya untuk pembauran agar anak-anak ini tidak terstimalisasi, dan tidak ada diskriminasi dalam pendidikan sehingga mereka berbaur dengan anak-anak lainnya,

Ketua Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Dr. Irwansyah sangat senang dapat bekerja sama dengan ponpes Al Hidayah dan Insya Allah menjadi laboratorium mahasiswa Sosiologi Agama untuk dapat belajar program Deradikalisasi di Indonesia. 

Eva Ajak Generasi Milenial Tangkal Ekstrimisme

Mahasiswa Sosiologi Agama UIN SU, Eva andriani menjadi salah satu pembicara di acara Pesantren-Camp yg diselenggarakan di Pesantren Mawaridussalam yang berada di Batang Kuis, Jumat (22/10)

Dalam acara tersebut Eva menyampaikan bahwasannya peran generasi millenial untuk menangkal Ekstremism dengan menghindari dan tidak menyebar berita hoax. Karena, saat ini anak muda yg terlalu banyak termakan berita hoax.

Acara pesantren camp ini diikuti oleh SMA/SMK sekota Medan. termasuk Siswa madrasah Aliyah Laboratorium UIN SU juga turut hadir dalam acara ini.

“Saya sangat mengapresiasi sekali dengan diadakannya acara camp ini, karena siswa/i bisa menambah pengetahuannya lebih dalam dan lebih banyak lagi dan mahasiswa/i dari Sosiologi Agama menjadi garda terdepan untuk menangkal Ekstremisme bersama Universitas Paramadina “ujar Eva

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan kerja sama antara The Lead Institut Universitas Paramadina dengan Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut.

TLI PARAMADINA DAN UINSU LATIH DUTA INTERNET SEHAT ANTI EKSTRIMISME

The Lead Institute, Universitas Paramadina bekerjasama dengan Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ilmu Sosial, UIN Sumatera Utara, menggelar training of trainer (ToT) Pemuda, Internet Sehat dan Anti Ekstrimisme, di Kampus UIN Jalan Willem Iskandar, Medan Estate, Kamis (12/12/2019).

Dari sini diharapkan lahir kaum muda yang menjadi Duta Internet Sehat dan Anti Ekstrimisme.

Turut hadir Wakil Dekan I FIS UINSU, Dr Muhammad Dalimunte, Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Dr Irwansyah, dan Sekretaris, Faisal Riza, MA. Turut hadir pula sebagai narasumber ToT, Zainul Maarif Lc, MA, Aan Rukmana, MA, Emil Radhiansyah, M.Si, Tri Wahyuni, M.Si, dan Wahyuningdiah Trisari, M.T.I.

Chairman The Lead Institute Universitas Paramadina, Dr Phil Suratno, mengatakan pihaknya sebelumnya telah menggelar workshop dan kampanye publik di Jabodetabek dan Pulau Jawa. Orientasinya adalah pengetahuan dan kewaspadaan. Bagaimana berinternet sehat dan menghindari konten ekstrimisme. “Kami menyasar anak muda, siswa SMA dan mahasiswa agar punya kesadaran, bagaimana berinternet sehat dan anti ekstrimisme,” katanya.

Untuk tahun ini, mereka sengaja menggelar ToT, sebagai lanjutan program sebelumnya yakni aksi nyata. Pihaknya ingin muncul Duta Internet Sehat dan Anti Ekstrimisme dari kegiatan ini. Setelah kegiatan ini kata dia, nantinya peserta ToT akan diajak mengikuti Pesantren Camp. “The Lead Institute Universitas Paramadina tidak ingin bekerja sendiri. Makanya kami datang ke Medan dan bekerjasama dengan Prodi Sosiologi Agama UINSU,” kata alumnus Fakultas Antropologi, Universitas Frankfurt, Jerman ini.

Selain Medan, ada Mataram, NTB dan Madura, Jawa Timur yang juga menjadi daerah yang disasar gelaran ToT Pemuda, Internet Sehat dan Anti Ekstrimisme. Menurut Suratno, dari riset mereka tiga daerah ini dipilih karena rentan ekstrimisme. “Medan kita punya beberapa kejadian, terakhir bom yang di Polrestabes Medan. Sebelumnya ada bom di Sibolga. Di sini juga masih ditemukan sel-sel kelompok ekstrim, sama seperti Mataram. Di Sulawesi dan Jawa ada juga, tapi kami harus memilih dan tahun ini kami pilih di 3 daerah ini,” ujar.

Menurutnya, kehadiran internet membuat perubahan sosial di masyarakat. Termasuk juga penyebaran konten konservatisme, radikalisme, hingga ultra nasionalisme yang dapat memicu ekstrimisme. “Radikalisasi online muncul dari eksistensi internet. Ini berbahaya karena literasi masyarakat kita masih rendah. Kita coba bersama-sama masyarakat untuk menghempang itu lewat program ini. Potensi ekstrimisme ini ada dari internet,” katanya.

Wakil Dekan I FIS UINSU, Dr Muhammad Dalimunte, yang membuka kegiatan itu, mengatakan, kegiatan ini menjadi sejalan dengan UINSU kekinian. Diharapkan dengan ToT ini, peserta dapat menularkan kemampuan literasi di internet. “Jadi orang tidak akan mudah terpengaruh isu negatif dan isu itu tidak pernah ada,” terangnya.

Undangan kerjasama yang ditawarkan The Lead Institute, menurut Muhammad, akan menjadi tantangan bagi Prodi Sosiologi Agama. Hal ini nantinya akan dilaporkan ke Rektor UINSU, agar dibuat kegiatan yang lebih besar lagi. “Internet sehat saya pikir juga usaha deradikalisasi yang baik. Karena anak-anak muda kita memang banyak menghabiskan waktu di internet,” terangnya.

Sementara, Sekretaris Prodi Sosiologi Agama FIS UINSU, Faisal Riza, menambahkan, dengan situasi kekinian, Prodi Sosiologi Agama, sangat terbuka pada kerjasama dengan pemerintah daerah menyelesaikan persoalan ekstrimisme ini.
“Kami siap, dan punya orang yang terlatih mengembangkan internet sehat, perdamaian dan kohesi sosial di masyarakat. Harapannya ini akan membantu pemerintah dalam mewujdukan pembangunan. Kalau masyarakatnya konflik, dengan mobilisasi kebencian di internet yang tinggi, akan bisa saja menyulitkan pembangunan,” terangnya. (Red/.)

WORKSHOP PEMUTAKHIRAN KURIKULUM SOSIOLOGI AGAMA DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Program studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut mengadakan ” Workhsop Pemutakhiran Kurikulum Sosiologi Agama dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 ” di ruang sidang FIS UIN Sumut, Selasa (4/12). Adapun menjadi narasumber dalam workshop tersebut yakni Dr. Muhammad Soehada, M.Hum yang merupakan Ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI) sekaligus dosen Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut, Prof. Dr. H. Ahmad Qorib, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa workshop ini menjadi penting untuk mendapatkan nilai tambah bagi prodi Sosiologi Agama. 


” Dengana adanya workshop ini, kurikulum Sosiologi Agama dapat tertata dengan rapi dan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh Asosiasi, ” ujar Dekan FIS UIN Sumut,

Sementara itu, Ketua ASAGI, Mohammad Sohada, M.Hum mengatakan bahwa dalam penyusunan kurikulum ada mata kuliah wajib nasional seperti agama, pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Selain itu juga setiap mata kuliah harus dianalisa sesuai dengan kebutuhan nasional, internasional, lokalitas dan ciri khusus.

” Untuk menjawab kurikulum sesuai dengan perkembangan masyarakat pasca industrial ini, maka Sosiologi Agama itu berdiri sendiri, harus ada yang membedakan dan tidak sama dengan studi Sosiologi dan studi agama-agama, ” ujarnya.

Maka dari itu, Dr. Soehada, M.Hum akan segera memberikan masukan terhadap kurikulum yang selama ini sudah berjalan di Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut untuk perbaikan di semester berikutnya. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil dekan Bidang akademik dan kelembagaan, Dr. Muhammad Dalimunte, SS.S.Ag, M.Hum, Wakil Dekan bidang kemahasiswaa dan kerja sama, Dr. Muhamamd Faisal, M.Ag, Ketua Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Dr. Irwansyah, M.Ag beserta sekretaris, Faisal Riza, MA. dan juga dosen-dosen se FIS UIN Sumut.