Dosen UIN Sumatera Utara Raih Hibah Riset Internasional dari IIUM Malaysia

Medan (20 Oktober 2025) — Prestasi membanggakan kembali diraih oleh sivitas akademika Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU). Dosen UIN SU, Dr. Faisal Riza, terpilih sebagai salah satu penerima hibah riset internasional dari International Institute of Islamic Thought and Civilisation (ISTAC), International Islamic University Malaysia (IIUM).

Berdasarkan surat resmi ISTAC bertarikh 17 Oktober 2025 dengan nomor rujukan IIUM/504/G/14/3/1/1/ISTAC25-023-0025, proposal penelitian yang diajukan berjudul “Contribution of Tengku Luckman Sinar to the Intellectual Heritage of North Sumatra and Beyond” dinyatakan lolos seleksi dan mendapat pendanaan penelitian selama 12 bulan (15 Juli 2025 – 15 Juli 2026).

Penelitian ini dipimpin oleh Assoc. Prof. Dr. Mehmet Ozay dari ISTAC-IIUM, dengan Prof. Dato’ Dr. Ahmad Murad Mohd Noor Merican (ISTAC-IIUM) dan Dr. Faisal Riza (UIN Sumatera Utara) sebagai anggota tim peneliti. Fokus penelitian ini adalah mengkaji kontribusi intelektual Tengku Luckman Sinar, seorang tokoh penting dalam sejarah, kebudayaan, dan pemikiran Melayu di Sumatera Utara, serta pengaruhnya terhadap perkembangan peradaban Islam dan dunia Melayu secara luas.

Dekan Fakultas tempat Dr. Faisal Riza bernaung menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Capaian ini menunjukkan bahwa dosen-dosen UIN Sumatera Utara memiliki kompetensi dan daya saing internasional dalam bidang riset. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan Islam dan memperkuat jejaring akademik lintas negara,” ujarnya.

Dengan diperolehnya hibah ini, UIN Sumatera Utara semakin mempertegas komitmennya dalam mendorong kolaborasi riset internasional dan memperluas kontribusi akademik di bidang pemikiran Islam, Sosiologi, sejarah, dan peradaban Melayu.

Dr. Faisal Riza Bahas Dinamika Ketatanegaraan Indonesia dari Perspektif Sosiologi Politik dalam Kuliah Dosen Tamu di IAIN Langsa

Langsa (9 Oktober 2025) — Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu dengan menghadirkan narasumber Dr. Faisal Riza, M.A., Associate Professor dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU). Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 9 Oktober 2025, pukul 13.30 WIB sampai selesai, bertempat di Aula SBSN RKU Lantai II, dengan mengusung tema “Dinamika Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer: Perspektif Sosiologi Politik.”

Dalam kuliah tersebut, Dr. Faisal Riza mengajak mahasiswa dan dosen peserta untuk melihat problem ketatanegaraan Indonesia bukan hanya dari aspek hukum formal, tetapi juga dari perspektif sosiologi politik yang menelaah hubungan antara struktur sosial, legitimasi politik, dan dinamika kekuasaan. Ia menegaskan bahwa hukum tata negara tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial dan politik yang melingkupinya, sebab praktik hukum sering berfungsi sebagai alat kekuasaan (positivistik-instrumentalis) yang merefleksikan kepentingan penguasa.

Lebih lanjut, Dr. Faisal menyoroti sejumlah persoalan ketatanegaraan kontemporer seperti krisis legitimasi politik, konflik antar lembaga negara, serta ketegangan antara hukum positif dan nilai-nilai budaya lokal. Ia juga menyinggung pentingnya modernisasi dan digitalisasi pemerintahan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas negara, sembari menegaskan bahwa demokrasi deliberatif—yang mengedepankan partisipasi dan musyawarah publik—merupakan langkah penting untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.

“Menelaah hukum tata negara melalui perspektif sosiologi politik membantu kita memahami bahwa hukum tidak semata-mata perangkat formal, melainkan sistem nilai yang hidup dalam masyarakat,” ujar Dr. Faisal dalam sesi diskusi yang berlangsung interaktif.

Dekan Fakultas Syariah IAIN Langsa dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Dr. Faisal Riza. “Kegiatan ini sangat memperkaya wawasan mahasiswa, khususnya dalam memahami dinamika hukum dan politik di Indonesia secara lebih komprehensif. Sinergi akademik antara UIN Sumatera Utara dan IAIN Langsa menjadi bentuk nyata kolaborasi keilmuan antar perguruan tinggi Islam,” ujarnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Syariah. Para peserta antusias mengikuti diskusi yang membuka ruang dialog akademik seputar tantangan tata kelola negara dan masa depan demokrasi di Indonesia.

HMJ Sosiologi Agama UINSU Gelar Kegiatan “Socio Dialectic” Dorong Mahasiswa Pahami Arah dan Prokspek Karir di Era Digitalisasi

Medan, 9 Oktober 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menggelar kegiatan Diskusi Kemahasiswaan bertajuk “Socio Dialectic” dengan tema “Prospek Karir Mahasiswa Sosiologi Agama di Era Digitalisasi: Relevansi Soft Skill bagi Sarjana Sosiologi”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Fakultas Ilmu Sosial Kampus IV UINSU, mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai.

Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Purjatian Azhar, M.Hum. dan Raden Haitami Abduh, S.Sos., serta di moderatori oleh Ahmad Yasser Effendi, M.A.. Kegiatan ini menjadi ruang dialog akademik bagi mahasiswa untuk memahami arah dan prospek karir lulusan Sosiologi Agama di tengah tantangan era digital.

Ketua Program Studi Sosiologi Agama UINSU, Ibu Neila Susanti, M.Si., Memberikan Sambutannya sekaligus membuka acara kegiatan tersebut, Beliau menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi titik awal bagi mahasiswa untuk mulai memikirkan langkah dan arah setelah menyelesaikan studi.

Ibu berharap kalian semua serius mengikuti acara ini, tidak sekadar hadir dalam kegiatan, tetapi benar-benar menjadikannya pembuka pemikiran untuk menentukan arah setelah tamat dari Sosiologi Agama. Bekerja keras itu dimulai dari sekarang, bukan nanti setelah lulus. Kami dari Prodi berharap para narasumber hari ini dapat memberikan pencerahan dan motivasi agar mahasiswa semakin siap menghadapi dunia kerja,” tuturnya.

Ketua Umum HMJ Sosiologi Agama, Faiz Afza Ihsan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting bagi pengurus HMJ untuk membawa arah perubahan bagi jurusan Sosiologi Agama, khususnya dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

Kegiatan ini merupakan momentum kami sebagai pengurus HMJ Sosiologi Agama untuk membawa arah perubahan bagi jurusan. Melalui diskusi ini, kami ingin agar mahasiswa dapat memahami prospek karir mereka setelah menyelesaikan studi S1, sekaligus membekali diri untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang sebenarnnya” ujar Faiz Afza Ihsan dalam sambutannya.

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa Sosiologi Agama dari berbagai angkatan ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai pentingnya Soft Skill sebagai penunjang kompetensi akademik. HMJ Sosiologi Agama berharap agar kegiatan Socio Dialectic menjadi sarana pengembangan wawasan sekaligus memperkuat sinergi antara mahasiswa dan jurusan dalam membangun kualitas lulusan yang kompetitif.

Selain mendapatkan pengetahuan baru, peserta juga memperoleh sertifikat dan konsumsi ringan selama kegiatan berlangsung. Acara ini menjadi bagian dari upaya HMJ Sosiologi Agama untuk menciptakan budaya akademik yang kritis, inspiratif, dan berorientasi pada masa depan.

Dukung Pendidikan Inklusif, Dosen SA Jadi Tim Penilai Sekolah Ramah Anak (SRA) 2025

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut diamanahkan sebagai penilai dalam Tim Sekolah Ramah Anak (SRA) di wilayah Kota Medan. Penilaian sekolah-sekolah di Kota Medan ini sangat penting guna mewujudkan Kota Medan sebagai kota inklusif terutama ramah anak. Adapun dosen Sosiologi Agama antara lain, Dr. Muhammad Jailani, MA, Dr Sakti Ritonga, M.Pd,  Ahmed Fernanda Desky, M.Si, dan Purjatian Azhar, M.Hum

Kegiatan penilaian sekolah ramah anak ini dimulai dengan assesment dokumen yang sudah dikirimkan kepada tim penilai , kemudian dilakukan kunjungan ke lapangan khususnya memastikan langsung datang ke sekolah yang sudah dilakukan sejak bulan Agustus hingga September 2025. Kegiatan penilaian ini melibatkan unsur lintas sektorlah, mulai dari pemerintah, akademisi hingga organisasi masyarakat sipil yang tujuannya memastikan satuan pendidikan khususnya sekolah di Kota Medan mampu menciptakan ekosistem belajar yang aman nyaman , inklusif yang melindungi hak hak peserta didik anak.

Ketua Program Studi Sosiologi, Neila Susanti, M.Si mengapresiasi kegiatan dosen Sosiologi Agama yang terlibat dalam tim penilai SRA Kota Medan tahun 2025, menurutnya kegiatan tersebut merupakan bagian komitmen dari kampus dalam melakukan pengabdian masyarakat khususnya memberikan rekomendasi dalam upaya mewujudkan sekolah ramah anak di Kota Medan

HMJ Sosiologi Agama Melaksanakan Upgrading dan Rapat Kerja: Wujudkan Pengurus Profesional dan Berintegritas

Medan, 4 Oktober 2025 — Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menggelar kegiatan Upgrading dan Rapat Kerja (Raker) Periode 2025 di Aula Kantor Desa Tuntungan II, pada Sabtu (4/10). Kegiatan yang mengusung tema “Meningkatkan Profesionalisme dan Kepemimpinan yang Berintegritas” ini berlangsung sejak pukul 16.00 WIB hingga selesai.

Acara dihadiri oleh segenap pengurus HMJ Sosiologi Agama periode 2025, serta dibuka secara resmi oleh Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama, Rholand Muary, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas semangat kepengurusan baru dan menekankan pentingnya kontribusi aktif setiap pengurus untuk kemajuan jurusan.

Kami berharap kepengurusan HMJ Sosiologi Agama periode ini dapat berkontribusi secara maksimal bagi kemajuan jurusan. Kegiatan seperti ini diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi mampu membawa jurusan menjadi lebih unggul, baik dari segi kualitas kegiatan, dukungan terhadap akreditasi, maupun pencapaian akademik mahasiswa,” ujar Rholand Muary dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara secara ceremonial.

Kegiatan Upgrading dan Rapat Kerja ini bertujuan memperkuat solidaritas antaranggota, membangun kapasitas kepemimpinan, serta menyusun arah program kerja yang visioner dan terukur. Upgrading menjadi wadah pembekalan bagi pengurus baru untuk memahami tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan Raker menjadi forum strategis dalam menyusun rencana kerja selama satu periode kepengurusan.

Selain sesi pembekalan dan penyusunan program kerja, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi internal yang membahas strategi pelaksanaan kegiatan selama satu periode ke depan. Melalui kegiatan ini, HMJ Sosiologi Agama berharap dapat menciptakan lingkungan organisasi yang profesional, berintegritas, dan berdampak nyata bagi pengembangan mahasiswa serta jurusan.

Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut Sukseskan Lokakarya Nasional APSSI

Jakarta. Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara turut mensukseskan kegiatan Lokakarya Nasional Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI) yang diselenggarakan di Jakarta dengan host Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal 29 September 2025-1 Oktober 2025 di aula Latief Hendraningrat kampus UNJ.

Ketua pelaksana lokakarya Nasional APSSI yang juga Koordinator Program Studi Sosiologi Agama, Dr Rusfadia Saktiyanti Jahja menyampaikan bahwa kegiatan ini dihadiri 139 peserta dari beragam program studi Sosiologi di Indonesia dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

“ Semoga pertemuan ini dapat menjadi wadah menjalin kerja sama antar universitas, “ ujar Rusfadia Saktiyanti Jahja

Semntara itu, Ketua umum APSSI, Dr Harmona Daulay dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Rektor UNJ dan Program Studi Sosiologi FISH UNJ atas dukungan dan penyelenggaraan . Ia juga menyampaikan bahwa tahun depan APSSI akan melaksanakan kongres, yang salah satu agendanya memilih pengurus yang baru pada tahun yang akan datang.

“ Saat ini kita berada di kepengurusan keempat, dan tahun depan akan dilaksanakan kongres untuk memilik pengurus yang baru, “ ujar Dr Harmona yang juga Wakil Dekan bidang kemahasiswaan di FISIP USU.

Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Neila Susanti dan Sekretaris Prodi Rholand Muary mengapresiasi kegiatan ini, sebab ada banyak pengetahuan yang bisa disusun bersama terutama berkaitan dengan merancang kurikulum Sosiologi, memperoleh akreditasi unggul dari LAMSPAK serta membangun jaringan jurnal Sosiologi.

Adpaun kegiatan pada hari pertama ditutup dengan sesi panel yang menghadirkan Rektor UNJ, Prof Komarudin sebagai pembicara dengan materi “ Merancang Kurikulum Sosiologi Berdampak : Sinkronisasi Strategi Kolaboratif Inovatif Dosen-Guru untuk Akreditasi Unggul “, dilanjutkan sesi ke dua, oleh Tyas Retno Wulan dengan tema “ LAMSPAK danb Guru Praktis” dan ditutup dengan sosilisasi rekomendasi profil lulusan Sosiologi S1, S2 dan S3 oleh Ketua Umum APSSI Dr Harmona Daulay.

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan materi “ Workshop Jaringan Jurnal Sosiologi” yang disampaikan oleh Prof Argyo Demartoto, kemudian materi “ Workshop Laboratorium Sosiologi” oleh A.B Widyanta. Pada hari ketiga, dilanjutkan dengan menyusun rekomendasi dari jaringan prodi Sosiologi Indonesia dan rapat pleno. (RM)

Dosen Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara Menjadi Pembicara Dalam Kegiatan Pembinaan Keluarga Kristen (GKPS)

Panai Tongah, 30 September 2025 – Dalam acara Pembinaan Keluarga Kristen bagi warga jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) di Panai Tongah, Purjatian Azhar, M.Hum, Dosen Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, di daulat menjadi narasumber  dan menyampaikan materi bertajuk “Merajut Persaudaraan Antar Iman dalam Bingkai Kebhinekaan”. Acara ini bertujuan memperkuat hubungan keluarga yang sholeh secara sosial dan harmonis melalui pemahaman terhadap keberagaman.

Purja menegaskan pentingnya memahami perbedaan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Mengutip Q.S. Al Hujurat: 13, ia menyampaikan bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, dengan keimanan sebagai ukuran kemuliaan. Ia juga merujuk Q.S. Yunus: 99, yang menegaskan bahwa keimanan tidak dapat dipaksakan, sehingga sikap saling menghormati menjadi kunci harmoni sosial.

Purja menekankan bahwa saling menghargai antar pemeluk agama adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis. Sikap ini mencakup pengakuan terhadap hak setiap individu untuk memeluk agama dan keyakinannya tanpa diskriminasi atau tekanan. Dengan saling menghargai, umat beragama dapat menciptakan ruang dialog yang produktif, mencegah konflik, dan memperkuat persaudaraan. Ia mencontohkan bahwa menghargai perbedaan bukan berarti menyetujui semua pandangan, melainkan memberikan ruang untuk hidup berdampingan dengan damai, sesuai dengan prinsip agree in disagreement (setuju dalam ketidaksetujuan).

Dalam presentasinya, Purja menyoroti warisan kolonial yang cenderung menyeragamkan perbedaan, padahal perbedaan seharusnya dilihat sebagai kekuatan, bukan ancaman. Mengutip Gus Dur, “Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan,” ia mengajak para peserta untuk mengedepankan sikap inklusif, tabayyun (klarifikasi), dan berpegang pada Kitab Suci, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai landasan beragama yang moderat. Ia juga menegaskan pentingnya berbaur tanpa melebur dengan identitas lain.

Peran Orang Tua dalam Membentuk Sikap Anak

Purja juga menyoroti tanggung jawab besar orang tua dalam membentuk sikap dan perilaku anak agar memiliki rasa saling menghargai terhadap perbedaan agama, budaya, dan kebiasaan. Di era modern yang penuh dengan informasi dan interaksi lintas budaya, orang tua memiliki peran strategis untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak dini. Ia menekankan bahwa anak-anak belajar dari teladan orang tua, baik melalui ucapan, sikap, maupun tindakan sehari-hari. Orang tua perlu menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung dialog terbuka tentang keberagaman, mengajarkan empati, dan memperkenalkan anak pada nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan perdamaian. Dengan demikian, anak akan tumbuh dengan sikap terbuka, menghormati perbedaan, dan mampu hidup harmonis di tengah masyarakat yang beragam.

 merawat toleransi, Purja mengusulkan langkah-langkah praktis, seperti tidak memaksakan keyakinan, menjalin dialog antaragama, fokus pada nilai-nilai universal, serta menjaga sikap, ucapan, dan perbuatan. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menolak gerakan transnasional yang bertujuan mengganti Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara.

Purja mengingatkan bahaya radikalisme dan terorisme sebagai ancaman terhadap kebhinekaan. Ia menjelaskan bahwa radikalisme, meski tidak selalu identik dengan terorisme, dapat menjadi cikal bakal tindakan kekerasan jika tidak ditangani dengan bijak. Ia juga mengajak para peserta untuk mewaspadai berita hoaks yang dapat memecah belah persatuan. Untuk mengatasi hoaks, ia menyarankan untuk berhati-hati terhadap judul berita provokatif, memverifikasi sumber berita dari media kredibel seperti Kompas.com atau Detik.com, serta memeriksa keaslian foto dan video.

Acara ini juga menggarisbawahi pentingnya kembali pada budaya dan kearifan lokal Nusantara, seperti bahasa daerah, adat istiadat, dan tradisi lokal, sebagai wujud komitmen terhadap kebhinekaan dan identitas ke-Indonesiaan. Dengan semangat “NKRI Harga Mati,” Purja mengajak para peserta untuk meneguhkan patriotisme dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Aksi Peduli Lingkungan dan Kuliner Nusantara Mahasiswa SA di KKN Internasional

Thailand. Mahasiswa Program studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Tursity Attatwa Idinastika terpilih melalui jalur seleksi ketat untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional  UIN Sumut di Thailand Tahun 2025. Tursity Attatwa Idinastika atau yang biasa disapa Dina merupakan salah satu dari 10 mahasiswa yang mengikuti KKN Internasional Thailand mulai 19 juli 2025 sampai dengan tanggal 9 agustus 2025 di Pattani – Thailand.

Beberapa aksi dalam mengimpelentasikan KKN Internasional mereka yakni, melakukan aksi peduli lingkungan di sepanjang pantai Pattani dengan membersihkan dan mengumpulkan sampah-sampah plastik, botol dan kayu yang berada di sepanjang bibir pantai.

ini bagian dari program kerja kami, bentuk komitmen kepada masyarakat lokal untuk menjaga dan melestarikan lingkungan pantai yang harusnya bersih dan bisa dinikmati sama sama, “ ujar Dina mahasiswa semester tujuh ini.

Dina juga menceritakan, aksi ini juga sekaligus memupuk rasa solidaritas dan kekompakan diantara mahasiswa yang berasal dari beragam prodi yang ada di UIN Sumatera Utara.

Selain itu, juga pada pelaksanaan KKN internasional ini, mahasiswa juga memberikan edukasi dengan program mengajar di sekolah Thamavitya Mulnit School Yala, Thailand berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa, sekolah, dan masyarakat. Kegiatan utama berupa pengajaran bahasa Arab, bahasa Inggris, ilmu agama, serta literasi digital telah membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi akademik dan keterampilan praktis mereka. Selain itu, program tambahan seperti seminar edukasi emosi, peduli lingkungan, serta pengenalan kuliner Indonesia turut memperkaya pengalaman siswa sekaligus mempererat hubungan budaya Indonesia–Thailand.

KKN Internasional ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana akademik, tetapi juga sebagai bentuk diplomasi budaya yang mempererat ukhuwah antarbangsa, ujarnya.

Pada hari terakhir kegiatan, tim KKN internasional mengadakan acara penutupan yang penuh kehangatan. Dalam kesempatan ini, mereka memperkenalkan kuliner khas Indonesia kepada para guru dan siswa. Tiga menu utama yang kami hadirkan adalah misop ayam, klepon, dan es teh serai. Pihak Thamavitya Mulniti School menyambut kegiatan ini dengan antusias. Guru dan siswa tidak hanya menikmati hidangan, tetapi juga bertanya mengenai proses pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan. Hal ini membuat tim KKN internasional menjadi bangga karena makanan sederhana dapat menjadi sarana memperkenalkan budaya Indonesia.

Interfaith Film Festival KNLWF, Dosen SA Jadi Panelis

Pematangsiantar. Dalam upaya menelusuri jejak toleransi di Pematang Siantar, KN-LWF Indonesia bekerja sama dengan Inclusive Citizenship and Human Rights (ICHR) mengadakan kegiatan Interfaith Film Festival & Talk Show di Aula Universitas Simalungun Indonesia (USI), Selasa 03 Juni 2025.  Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari Religious Diversity and Dialogue Module Course.

 
Kegiatan ini menampilkan tiga film dokumenter yang mengisahkan praktik nyata toleransi antarumat beragama di berbagai wilayah Indonesia. Pemutaran film dilanjutkan dengan diskusi mendalam untuk merefleksikan relevansi kisah-kisah tersebut dengan konteks lokal Pematang Siantar. Dipilihnya media film sebagai sarana penyampaian pesan toleransi umat beragama dinilai efektif, karena kemampuannya menyajikan kompleksitas toleransi dalam format yang mudah dicerna, khususnya oleh generasi muda.


Dalam diskusi yang berlangsung, Dr. Erbin Chandra, salah satu panelis, menekankan: “Perbedaan adalah keniscayaan. Semua agama mengarah pada kebahagiaan, meski dengan ‘kendaraan’ yang berbeda.”Lebih lanjut, Dr. Hanna Aritonang dari IAKN Tarutung, juga mengajak peserta belajar dari praktik toleransi dari wilayah yang menjadi studi kasus dalam film dokumenter.


Keberagaman adalah realita yang membutuhkan tanggung jawab kolektif.” Ujar Dr Hanna Aritonang

Sementara Dosen Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Dr. Rholand Muary mengatakan Interfaith Film Festival & Talk Show hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan ruang dialog yang kreatif dan efektif. Kegiatan ini memanfaatkan kekuatan film sebagai medium yang mampu menyampaikan pesan kompleks tentang toleransi dengan cara yang mudah dicerna dan menyentuh emosi.

Kota Pematang Siantar menawarkan contoh nyata tentang bagaimana keragaman dapat dikelola dengan baik. Sebagai kota peringkat ke-5 paling toleran di Indonesia,” ujar Rholand Muary

Rholand menambahkan masyarakat Pematangsiantar menjalankan filosofi hidup “Sapangambei Manoktok Hitei”  artinya semangat gotong royong untuk mencapai kebaikan bersama. Di sini, rumah ibadah berbagai agama berdiri berdampingan, dan perbedaan menjadi modal sosial, bukan sumber konflik.

Evaena Sumbayak mewakili KNLWF Indonesia mengatakan kegiatan in dipadukan dengan diskusi interaktif, acara ini dirancang memberikan perspektif baru tentang kehidupan antar umat beragama selain itu mengurai bias dan prasangka melalui cerita-cerita manusiawi • Menyediakan alat praktis untuk membangun komunikasi lintas iman Program ini merupakan bagian dari inisiatif ICHR-KNLWF Indonesia dalam mengembangkan pendekatan pendidikan yang relevan bagi generasi muda.

Dengan menggabungkan metode pembelajaran visual dan diskusi partisipatif, kegiatan ini bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang meninggalkan kesan mendalam sekaligus memberikan bekal konkret untuk kehidupan seharihari. “ Pilihan Pematang Siantar sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Kota ini menjadi living laboratory yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai toleransi bisa diwujudkan dalam praktik nyata. Melalui acara ini, kami berharap dapat memicu percakapan yang produktif sekaligus memperkuat jaringan antar komunitas yang peduli pada penguatan toleransi di Indonesia, “ ujar Eva.

Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadikan toleransi sebagai aksi, bukan sekadar narasi. “Titik temu dalam perbedaan adalah modal sosial kita,” tutup salah satu peserta, menegaskan semangat kolaborasi antarumat beragama.(Ist/RM)

https://www.instagram.com/p/DKedL3BSmBf/?img_index=4

Transformasi Budaya Berperilaku di Ruang Digital: Ahmed Fernanda Desky, M.Si. Hadir sebagai Narasumber Workshop Bertajuk “Masyarakat Virtual dan Masyarakat Madani”

Medan, 24 Mei 2025 – Dosen Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara, Ahmed Fernanda Desky, M.Si, didaulat sebagai salah satu narasumber workshop bertajuk “Masyarakat Virtual dan Masyarakat Madani”. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Kota Medan menggandeng Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut serta Penerbit buku Masmedia Buana Pustaka yang  memperkokoh ruang kolaborasi di kegiatan ini.

Pada sesi workshop, turut hadir dosen tetap Prodi Sosiologi Fisip Universitas Sumatera Utara, Rahman Malik S.Sos., M.Sos, sebagai narasumber yang memberikan refeklesi para guru tentang fenomena masyarakat virtual di kehidupan sehari-hari. Acara yang dimoderatori Ahmad Yasser Effendi, M.A., yang juga merupakan dosen tetap Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumatera Utara ini juga turut malancarkan jalannya diskusi.

Di tengah semakin kompleksnya perubahan sosial akibat kemajuan teknologi digital, peserta yang mayoritas berprofesi sebagai guru pengampu mata Pelajaran Sosiologi Tingkat SMA/MA kota Medan, Dosen, dan Alumni Sosiologi Fisip USU turut berkumpul untuk berdiskusi dalam melihat fenomena masyarakat di era digital. Kehadiran kedua narasumber ini menjadi warna tersendiri dalam diskusi akademik khusunya dalam mengupas isu-isu kontemporer seputar transformasi masyarakat madani menuju masyarakat virtual akibat kemajuan teknologi informasi dan ruang sosial digital.

Ahmed Fernanda Desky, sebagai penulis buku teks pelajaran Sosiologi dan Antropologi Tingkat SMA/MA yang diterbitkan oleh Masmedia Buana Pustaka, membawakan materi diskusinya tentang “Individualisme di Ruang Digital: Antara Fenomena Teknologi dan Transformasi Budaya Berperilaku Masyarakat Virtual”.  Ia menjelaskan “Pentingnya bagi kita dalam menempatkan istilah masyarakat madani, masyarakat digital dan masyarakat virtual. Kita juga perlu meningkatkan pemahaman kritis tentang paradigma perilaku sosial menurut ahli sosiologi yang sedang populer saat ini dalam mengkaji masyarakat dan teknologi digital. Individu atau dapat disebut sebagai aktor sosial kini sedang tergerus perkembangan teknologi di ruang digital dapat memengaruhi budaya berperilakunya sendiri.”

Dalam sesi diskusinya, ia mendesiminasikan secara singkat beberapa hasil riset seputar masyarakat di ruang digital, berbagi pengalaman dalam menulis buku, dan studi empiris sebagai tenaga pendidik baik di sekolah hingga di perguruan tinggi kepada para peserta.

“Guru harus memanfaatkan platform digital dan literasi digital dalam mengembangkan sistem pembelajarannya kepada siswa. Sebab, untuk membaca buku teks mata pelajaran saat ini pun sudah melibatkan smartphone, laptop ataupun komputer agar kita bisa mengakses referensi tambahan di buku-buku tersebut, ditambah lagi saat memberikan tugas evaluasi diri, tugas pengayaan seperti keterampilan atau berdiferensiasi maupun tugas proyek kepada siswa pun sudah menggunakan platform digital sebagai alat pendukunganya. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi guru dalam mengawasi pemanfaatan teknologi digital juga sangat penting untuk ditingkatkan. Sebab ada nilai kejujuran, adab, norma dan moralitas siswa amat penting untuk diawasi, dicermati dan dievaluasi secara bersama. Kesadaran sosiologis seperti inilah penting untuk ditingkatkan karena ini adalah salah satu kunci untuk membentuk generasi madani di ruang digital” jelas beliau dalam pemaparannya.

“Transformasi budaya masyarakat madani di ruang digital membuat kita paham akan adanya Masyarakat baru di era modern saat ini yaitu Masyarakat virtual. Oleh sebab itu, guru sosiologi memiliki peran sentral dalam membekali siswa agar mampu menavigasi dunia digital dengan perspektif kritis dan etis. Masyarakat virtual bukan hanya ruang baru untuk interaksi, tetapi juga arena baru dalam mengkonstruksikan identitas sosial,  arena konflik, dan dominasi kelompok sosial.” Ujar Ahmed Fernanda Desky yang juga pengurus Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut.

Sesi selanjutnya, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kompetensi Sosiologi”, yang melibatkan guru dan alumni untuk berdialog secara partisipatif mengenai penguatan peran sosiologi di tengah perubahan zaman. Kegiatan ini disambut hangat oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Sumatera Utara, Yafizham Parinduri, S.Sos., M.AP, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif MGMP Sosiologi Kota Medan dan Prodi Sosiologi FISIP USU dalam mempertemukan para guru dengan akademisi dan profesional sosiologi.

Ketua Prodi Sosiologi FISIP USU, Drs. T. Ilham Saladin, M.SP, menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ruang ilmiah, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan kolaborasi alumni lintas angkatan dari berbagai profesi yang bisa mempererat jejaring akademik. Kehadiran Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Wilayah Sumut yang diketuai oleh Rusdy, S.Sos., M.Sos, telah menjadikan organisasi ini sebagai daya tarik tersendiri bagi para alumni sosiologi di seluruh Indonesia, pungkasnya. Acara ini kemudian secara resmi dibuka oleh Dekan FISIP USU, Dr. Hatta Ridho, S.Sos., M.SP, yang dalam sambutannya menunjukkan komitmen FISIP USU dalam mendukung setiap rangkaian acara tersebut.

Diakhir sesi, Penerbit Masmedia Buana Pustaka memberikan doorprize kepada 10 peserta terbaik terkhusus untuk guru-guru berupa buku teks pelajaran Sosiologi dan Antropologi tingkat SMA/MA karya Ahmed Fernanda Desky, M.Si yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan materi ajar kepada para siswa di sekolah mereka masing-masing. Melalui kegiatan ini, terlihat bahwa kolaborasi lintas sektor pendidikan seperti sekolah, universitas, organisasi profesi, dinas pendidikan dan penerbit buku dapat membentuk ekosistem pembelajaran yang kuat dan relevan dengan zaman. Workshop ini bukan hanya pertemuan ilmiah, melainkan juga sebuah gerakan kolektif menuju pendidikan sosiologi yang transformatif, reflektif, dan adaptif.