Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, menggelar Konferensi Internasional dengan tema “Religion in the Political Vortex: Experiences and Perspectives”, pada 21-23 Juni 2023 di Parapat. Di tahun ini itensitas kegiatan politik akan semakin menunjukan tensi semakin tinggi. Tema konferensi sosiologi Agama kali ini mencoba untuk mewacanakan kembali pengetahuan politik dari perspektif sosiologi agama.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara, Dr. Nursapia, MA menyebutkan Kementerian Agama RI telah mengembangkan konsep moderasi beragama dalam upaya meneguhkan dan menguatkan kehidupan kebangsaan. Sekaligus mengembangkan keadaban bangsa agar negara kokoh dan stabilitas nasional dapat terjaga.
“Dalam konteks jelang tahun politik 2024 ini, maka kita sangat penting mempekuat peran sosiologi agama dalam menjaga keutuhan NKRI. Sebagai sivitas akademika di bawah Kementerian Agama, kita juga wajib menguatkan perhatian kita, agar polarisasi politik yang berkembang pada periode sebelum ini tidak terjadi lagi.”
Dia menambahkan Kepihatinan kita pada hubungan agama dan politik yang dipraktikkan dalam masyarakat kontemporer itulah yang mendorong terlaksananya konferensi ini. Dekan FIS berharap kehadiran 50 peserta internasional conference ini dapat berbagi pengalaman, temuan-temuan riset di berbagai lapangan seputar yang dimaksud dalam kajian sosiologi agama.
“Tentu saja, temuan-temuan yang ada akan memberi dampak pada kemajuan teori-teori di bidang sosiologi agama dan berkontribusi pada kehidupan kebangsaan kita,” katanya.
Ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI) Dr Muhammad Syuhada M.Hum dalam sambutannyanya menegaskan, tema yang dibahas dalam konfrensi kali ini merupakan tema yang hangat dan lagi diperbincangkan dalam konteks politik dan agama di Indonesia.
“Tema ini, menurut saya merupakan tema yang keren ya, tema yang merangsang kegelisahan agama kita dalam setiap kontestasi. Ini memiliki arti penting. Pertama, konteks keilmuan sosiologi agama. Tema ini bagus dan konfrensi ini menjadi landasan pijakan, bagaimana sosiologi agama membicarakan politik agama. Relasi politik agama yang selama ini terjadi bisa kita urai dan mengatasi problem yang sedang terjadi,” katanya.
Dalam lingkup Program Studi Sosiologi Agama kata Syuhada, sosiologi agama harus mampu mengembangkan kajian ini secara teori dan praktik. Itulah yang membedakan keilmuan sosiologi agama dengan ilmu politik dan ilmu umum lainnya.
“SA dapat menyeimbangkan kondisi praktis agama bahkan relasi agama dan politik. Perbincangannya senantiasa ditempatkan di tujuan utama, kontribusi agama, membangun keutuhan kedamaian dalam dinamika politik Indonesia saat ini,” katanya.
Sedangkan Ketua Panitia International Conference on Sociology of Religion, Dr Faisal Riza MA mengatakan jumlah peserta yang ambil bagian dalam international conference ini sekitar 50 peserta. Kata Faisal, kegiatan ini sudah direncanakan satu tahun lalu dan sudah dimaksimalkan dari kegiatan sebelumnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Tuan rumah UINSU, maka sejak itu kita menjadi panitia lokal, intens melakukan diskusi bersama dosen prodi untuk mempersiapkan itu semua. Tiga Dekan FIS (Dr Maraimbang, Prof Abdurrahman dan Dr Nursapia Harahap) juga saling mendukung dalam acara ini,” katanya.
Pembicara yang akan hadir dalam konferensi ini antara lain Profesor Mehmet Ozay (dari Marmara University Turkey), Dr. Suhada dari UIN Yogyakarta (Ketua Umum ASAGI), dan Dr. Faisal Riza, Pengkaji Politik dan Aktivisme Islam dari UINSU. Kegiatan ini juga akan dibuka dan dilengkapi oleh pembicara kunci (keynote speaker) dari Rektor UINSU Prof. Dr. Nurhayati. Kegiatan ini akan dipusatkan di kawasan Danau Toba, tepatnya di Kota Parapat, Kabupaten Simalungun.
konferensi Internasional menjadi penting untuk dilaksanakan i karena, pada umumnya masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama yang baik, namun dalam kestabilan tersebut menyimpan potensi-potensi konflik sentimen agama. Oleh sebabnya prodi-prodi sosiologi agama mecoba pada kegiatan tahunan ini membuka diskusi mengkobinasi antara perspektif sosiologi agama dan perspektif politik guna memperkaya wawasa ilmiah melihat fenomena ini. Tujuan kegiatan ini di lain sisi juga mengasah ketajaman citivitas akademik bagi dosen-dosen sosiologi agama, ke mahasiswa dan kemasyarakat luas.
Tahapan kegiatan konferensi Internasional Sosiologi Agama tahun 2023 yang di laksanakan di Parapat Sumatra Utara adalah hasil dari keputusan satu tahun yang lalu di kegiatan ASAGI lombok, yang mengamanatkan untuk tahun 2023 di adakan di Sumatra Utara. UIN Sumatra Utara selaku Tuan ruman pada tahun ini mencoba memaksimalkan agar kegiatan ini bejalan dengan lancar. Hal ini terlihat, tidak hanya kalangan dosen prodi Sosiologi Agama yang di libatkan saja, namun oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut melibatkan puluhan dosen yang berada dalam satu fakultas tersebut (RM/Ist)