Visiting Lecture Dosen SA ke UIN Yogyakarta

Yogyakarta. Dalam rangka membangun relasi akademik dan menambah pengalaman dalam proses belajar dan mengajar, beberapa dosen program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut melakukan vsiting lecture ke prodi Sosiologi Agama UIN Sunankalijaga Yogyakarta 27-29 Februari 2024. Dosen Sosiologi Agama diantaranya Dr Faisal Riza, MA. Dr Suheri Harahap, M. Si dan Aulia Kamal. MA

Dalam paparannya, Dr Faisal riza menyampaikan tentang kajian muslim urban : Gerakan sosial, politik dan ruang yang menyoroti kemunculan gerakan sosial keagamaan dan gerakan politik di kota yang tidak hanya sekedar ideologis.

Banyak nya isu sosial keagamaan yang muncul yang melibatkan struktur ruang, menimbulkan terjadinya perebutan dan negoisasi, maka beberapa gerakan sosial keagamaan muncul di ruang publik, “ ujar Dr Faisal Riza dihadapan puluhan mahasiswa Sosiologi Agama UIN Yogyakarta

Oleh sebab itu, menurutnya gerakan sosial keagamaan yang muncul dapat dianalisis melalui pendekatan teori gerakan sosial. Faisal riza juga mencontohkan penelitiannya yang sudah dipublish di jurnal Sosiologi Agama UIN Yogyakarta terindeks Sinta 2 dengan judul Spatial Conflict, Local Politics and The Presence of Islamic Social Movement: GNPF Ulama in Medan

Selain itu, Aulia Kamal, MA menyampaikan topik materi “ mengurai Persepsi Negatif dalam Konflik Keagamaan”. Dia menyoroti beberapa praktik konflik yang terjadi di masyarakat diantaranya kasus konflik rumah ibadah Kristen (Katolik dan Protestan) di Aceh Singkil yang terjadi berulang kali selama 36 tahun dan muncuk kembali ketegangan yang berakhir pada pembakar rumah ibadah pada 13 Okrober 2015 dan menimbulkan korban jiwa.

Hasil riset yang saya lakukan kenapa konflik itu terjadi karena pada dasarnya terjadi persoalan persepsi negatif, setidaknya ada tiga narasi yang berkembang, yaitu pelanggaran perjanjian, kecurigaan atas kristenisasi dan kelalaian pemerintah daerah, “ ujar Aulia Kamal yang juga sekretaris Unit Penjamin Mutu (UPM) FIS UIN Sumut ini.

Menurutnya ketiga narasasi ini cukup berperan dalam mengkonstruksi dan mengeskalasi konflik, namun tidak relevan sebagai sumber utama konflik, ketiganya dapat berdiri sendiri dalam menjelaskan konstruksi konflik, ketiganya dibangun atas persepsi negatif.

Acara visiting lecture berlangsung interaktif dan juga mahasiswa memberikan pendapat atas fenomena yang serupa terjadi di kampung halamannya maupun yang terjadi di daerah lain. Kegiatan visiting lecture program Studi Sosiologi Agama ini disambut hangat oleh Ketua Prodi Sosiologi Agama UIN Sunankalijaga Yogyakarta, Dr. Siti Kurnia Widiastuti, MA dan dosen lainnya. (RM)

Dosen SA Jadi Tim Peneliti Studi Etnomedisin Bersama Balai Pelestarian Kebudayaan

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Ahmed Fernanda Desky, M.Si ikut terlibat dalam tim peneliti kajian Etnomedisin (Pengobatan Tradisional) di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Penelitian ini bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI yang dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 13 Februari 2024 untuk melakukan penelitian di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan analisis kajian selama 3 bulan ke depan.

Ahmed Fernanda Desky, M.Si mengatakan bawah studi etnomedisin sendiri bertujuan mengeksplorasi pengobatan tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang kepada generasi penerusnya sekaligus mendata sisa-sia peninggalan warisan budaya non benda di Kabupaten Tanah Karo. Mengingat di era globalisasi, aspek penunjang kesehatan termasuk pengobatan yang dilakukan masyrakat kini mengalami perubahan baik dalam sisi sistem kepercayaan maupun aspek ekonomi. Banyaknya pengobatan berbasis medis yang sudah sangat modern dan canggih kini menggeser keyakinan masyarakat dalam melakukan pengobatan alternatif seperti metode pengobatan tradisional ini.

Masyarakat di Kabupaten Karo sendiri masih mempercayai pengobatan tradisional seperti sembur, kuning (parem panas), tawar, pijat tradisional, oukup, erpangir (marpangir/memandikan), minyak urut (pengobatan patah tulang Kem-Kem) dan lain sebagainya akan khasiat yang dinilai masih efektif dalam mencegah dan mengobati gangguan kesehatan, sehingga banyak masyarakat yang masih mengandalkan pengobatan tradisional, ” ujarnya.

Dia menambahkan, budaya ramuan alami ini masih melekat kuat di benak masyarakat Karo, dan mereka masih percaya bahwa obat tradisional ini lebih ampuh dalam menjaga kesehatan keluarga leluhurnya karena tidak menimbulkan efek samping. Warisan budaya non benda ini sangat layak untuk dicatat oleh negara dan dilestarikan karena memiliki ciri khas dan keunikan dalam mencari bahan-bahan herbal yang di dapat dari alam sekitar, proses pembuatan, pemasaran, serta metode pengobatannya.

Studi ini tidak terlepas dari peran dan tanggungjawab dosen tetap prodi Sosiologi Agama dalam menjalankan tugas tridharma perguruan tinggi di bidang penelitian dan pengembangan yang tidak hanya melakukan secara mandiri tapi juga melakukan kolaborasi untuk menambah pengalaman rekognisi. Selain itu, studi etnomedisin dapat diaplikasian pada beberapa matakuliah sosiologi kesehatan, antropologi sosial dan matakuliah prodi lainnya yang relevan dalam melihat fenomena masyarakat dalam menjalankan tradisi pengobatan tradisional yang mampu bersaing dengan dalam skala nasional bahkan sampai internasional serta dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan bagi para dosen maupun mahasiswa prodi sosiologi agama yang dapat dikaji dari bebagai aspek seperti tradisi, sistem kepercayaan, relasi sosial, sistem pengobatan dalam perspektif islam dan tentu saja dapat mengaplikasikan studi sains dengan agama (wahdhatul ‘ulum).

Kedepan juga akan dilakukan kerjasama agar mahasiswa dapat dilibatkan dalam kegiatan praktik kerja lapangan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II, ” ujarnya kembali.

Adapun tim peneliti etnomedisin ini beranggotakan lima orang yaitu Dharma Kelana Putra, S.Sos., MA (Pamong Budaya Ahli Pertama, Balai Pelestarian Kebudyaan Wilayah II), Wahyu Wiji Astuti, S.Pd., MA (Dosen Sastra Indonesia Unimed), Ahmed Fernanda Desky, M.Si (Dosen Prodi Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara), Dedi Andriansyah, S.Pd., M.Si (Dosen Prodi Pendidikan Antropologi Unimed) dan Rahman Malik, M.Sos (Dosen Sosiologi USU).

Kolaborasi antara praktisi kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan para dosen berafiliasi dan bidang keilmuan yang berbeda-beda ini telah menambah warna berbagai perspektif keilmuan secara ilmiah dapat dikaji dan dianalisis dari berbagai lini terkain studi etnomedisin tersebut. Output pada penelitian ini rencananya akan dituangkan ke dalam bentuk artikel populer yang akan dibukukan (Book Chapter) sebagai bahan rujukan bagi pemerintah dalam mencatat peninggalan-peninggalan warisan budaya non benda khususnya di bidang etnomedisin. (AFD/RM)

Dosen Prodi Sosiologi Agama, Dr Faisal Riza, MA Menjadi Pembicara Pada Konferensi Internasional Jewish Christian Muslim (JSM) Di Manila

Manila. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Dr. Faisal Riza, MA menjadi pembicara pada konferensi Internasional di Manila, Filipina yang diselenggarakan oleh Jewish Christian Muslim (JSM) pada tanggal 5-12 February 2024 . Acara ini dilaksanakan di Shalom Hotel Manila 1660 L.M. Guerroro St, Malate, Manila,1004 Metro Manila. Konferensi tahunan ini mengusung tema “Understanding and standing up for the Displaced”, Memahami dan berdiri mendukung para pengungsi. Tema ini menuntut peran agama untuk berkontribusi pada peristiwa kemanusiaan, mengingat banyak pengungsi datang dari negara mayoritas muslim.

Dia mengatakan bawah dunia sedang dipenuhi dengan banyak peristiwa pengungsian yang disebabkan oleh banyak hal seperti perang, kebijakan pembangunan politik, krisis iklim, dan lain-lain. Sudan, Palestina, Irak, Afghanistan, dan Rohingnya. Dengan demikian, perpindahan penduduk berdampak pada banyak aspek kualitas hidup manusia, baik terhadap rencana pembangunan nasional maupun pembangunan individu manusia. Ini juga berdampak pada keamanan nasional dan keamanan pribadi. Hal ini mempengaruhi hubungan antar negara tetangga, diskusi Dewan Keamanan PBB, dan proses perdamaian. secara sederhana pemahaman dan penyelesaian pengungsian sangat penting bagi pembangunan, perdamaian, dan keamanan.

Meskipun mobilitas ini telah dianalisis secara luas dalam kaitannya dengan proses sekuler, peran agama menjadi semakin jelas tertuntut karena pengungsi itu adalah orang beragama, ” ujar Dr. Faisal Riza, MA

Dia menambahkan, Pada konferensi 3 Agama di Manila ini juga memberikan naskah akademis dalam bentuk makalah dengan judul makalah Addressing Displacement from an Islamic Perspective: Bayt, Hijrah, and amȃn. Meskipun Konvensi, Protokol, dan Prinsip-Prinsip Panduan memberikan kerangka perlindungan bagi para pengungsi, Islam, sebagaimana ditafsirkan oleh berbagai sarjana, juga dapat menawarkan kerangka kerja potensial dan solusi inovatif bagi para pengungsi. Misalnya, hak atas suaka dianggap diakui oleh banyak orang dalam Islam. Agama ini mempromosikan prinsip-prinsip kemanusiaan dan memandang pemberian suaka sebagai tugas para pemimpin politik dalam komunitas Muslim.

Konferensi internasional ini diselenggarakan oleh United Evangelical Mission (VEM) yang merupakan lembaga internasional yang konsern pada misi memajukan dan membela hak asasi manusia, mendukung inisiatif untuk menyelesaikan konflik secara damai, mengupaya untuk mencapai kondisi ekonomi yang adil dan tata kelola yang baik serta melindungi lingkungan.(FR/RM)