Dosen SA Jadi Tim Peneliti Studi Etnomedisin Bersama Balai Pelestarian Kebudayaan

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Ahmed Fernanda Desky, M.Si ikut terlibat dalam tim peneliti kajian Etnomedisin (Pengobatan Tradisional) di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Penelitian ini bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI yang dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 13 Februari 2024 untuk melakukan penelitian di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan analisis kajian selama 3 bulan ke depan.

Ahmed Fernanda Desky, M.Si mengatakan bawah studi etnomedisin sendiri bertujuan mengeksplorasi pengobatan tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang kepada generasi penerusnya sekaligus mendata sisa-sia peninggalan warisan budaya non benda di Kabupaten Tanah Karo. Mengingat di era globalisasi, aspek penunjang kesehatan termasuk pengobatan yang dilakukan masyrakat kini mengalami perubahan baik dalam sisi sistem kepercayaan maupun aspek ekonomi. Banyaknya pengobatan berbasis medis yang sudah sangat modern dan canggih kini menggeser keyakinan masyarakat dalam melakukan pengobatan alternatif seperti metode pengobatan tradisional ini.

Masyarakat di Kabupaten Karo sendiri masih mempercayai pengobatan tradisional seperti sembur, kuning (parem panas), tawar, pijat tradisional, oukup, erpangir (marpangir/memandikan), minyak urut (pengobatan patah tulang Kem-Kem) dan lain sebagainya akan khasiat yang dinilai masih efektif dalam mencegah dan mengobati gangguan kesehatan, sehingga banyak masyarakat yang masih mengandalkan pengobatan tradisional, ” ujarnya.

Dia menambahkan, budaya ramuan alami ini masih melekat kuat di benak masyarakat Karo, dan mereka masih percaya bahwa obat tradisional ini lebih ampuh dalam menjaga kesehatan keluarga leluhurnya karena tidak menimbulkan efek samping. Warisan budaya non benda ini sangat layak untuk dicatat oleh negara dan dilestarikan karena memiliki ciri khas dan keunikan dalam mencari bahan-bahan herbal yang di dapat dari alam sekitar, proses pembuatan, pemasaran, serta metode pengobatannya.

Studi ini tidak terlepas dari peran dan tanggungjawab dosen tetap prodi Sosiologi Agama dalam menjalankan tugas tridharma perguruan tinggi di bidang penelitian dan pengembangan yang tidak hanya melakukan secara mandiri tapi juga melakukan kolaborasi untuk menambah pengalaman rekognisi. Selain itu, studi etnomedisin dapat diaplikasian pada beberapa matakuliah sosiologi kesehatan, antropologi sosial dan matakuliah prodi lainnya yang relevan dalam melihat fenomena masyarakat dalam menjalankan tradisi pengobatan tradisional yang mampu bersaing dengan dalam skala nasional bahkan sampai internasional serta dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan bagi para dosen maupun mahasiswa prodi sosiologi agama yang dapat dikaji dari bebagai aspek seperti tradisi, sistem kepercayaan, relasi sosial, sistem pengobatan dalam perspektif islam dan tentu saja dapat mengaplikasikan studi sains dengan agama (wahdhatul ‘ulum).

Kedepan juga akan dilakukan kerjasama agar mahasiswa dapat dilibatkan dalam kegiatan praktik kerja lapangan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II, ” ujarnya kembali.

Adapun tim peneliti etnomedisin ini beranggotakan lima orang yaitu Dharma Kelana Putra, S.Sos., MA (Pamong Budaya Ahli Pertama, Balai Pelestarian Kebudyaan Wilayah II), Wahyu Wiji Astuti, S.Pd., MA (Dosen Sastra Indonesia Unimed), Ahmed Fernanda Desky, M.Si (Dosen Prodi Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara), Dedi Andriansyah, S.Pd., M.Si (Dosen Prodi Pendidikan Antropologi Unimed) dan Rahman Malik, M.Sos (Dosen Sosiologi USU).

Kolaborasi antara praktisi kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan para dosen berafiliasi dan bidang keilmuan yang berbeda-beda ini telah menambah warna berbagai perspektif keilmuan secara ilmiah dapat dikaji dan dianalisis dari berbagai lini terkain studi etnomedisin tersebut. Output pada penelitian ini rencananya akan dituangkan ke dalam bentuk artikel populer yang akan dibukukan (Book Chapter) sebagai bahan rujukan bagi pemerintah dalam mencatat peninggalan-peninggalan warisan budaya non benda khususnya di bidang etnomedisin. (AFD/RM)