Mudrika Aulia Sitepu Wakili UIN Sumut jadi Pembicara Desiminasi Nasional Unpad Bandung

Mudrika Aulia Sitepu, Mahasiswa prodi Sosiologi Agama menjadi narasumber nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran Bandung melalui daring, Kamis (20/06). Acara Desiminasi Nasional ini mengambil tema ” “Analisis Masalah Sosial Berbasis Problem, Cause, Effect Analysis” telah berlangsung dengan sukses.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari berbagai universitas dan institusi di Indonesia diantaranya Universitas Bengkulu, Universitas Syah Kuala, Universitas Udayana dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Mudrikah Aulia Sitepu, seorang perwakilan dari UIN Sumatera Utara, mengangkat isu “Enequal Education, Environmental Problem, dan Health Care” dalam acara tersebut. Mudrikah mengalisis isu-isu tersebut dengan pendekatan Problem Cause dan Effect Analysis.

Mudrikah memulai presentasinya dengan menjelaskan bahwa Enequal Education merupakan masalah sosial yang sangat penting di Indonesia, menurut Mudrikah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam kesetaraan pendidikan yaitu: penurunan gaji untuk tenaga honorer, Kurangnya sekolah infusi (sekolah untuk disabilitas), Isu kenaikan UKT, Penurunan kualitas sarana dan prasarana, Ketidakmerataan pendidikan di masyarakat, Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas, Beasiswa tidak tepat sasaran, Kurikulum yang tidak menentu, Rendahnya motivasi untuk melajutkan pendidikan. Isu beasiswa tidak tepat sasaran ini dapat terjadi karena tidak adanya transparansi dari awal pendaftaran dan pengumuman hasil lolos seleksi dari pihak lembaga penyelenggara program beasiswa khusunya beasiswa tidak mampu dari pemerintah.

Kemudian pemerintah tidak mensurvei atau me refresh dan memperbarui ulang data-data siswa maupun mahasiswa yang mungkin tidak tepat sasaran dan yang paling mirisnya itu info mengenai beasiswa hanya di bagikan kepada pihak-pihak terdekat dan tidak tersosialisasikan dengan baik. Dampak yang ditimbulkan yaitu besiswa tidak tepat sasaran dan banyak sekali anak yang tidak melanjutkan pendidikan hingga karena masalah biaya terutama di Sumatera Utara. Mudrikah menjelaskan bahwa Enequal Education dapat menyebabkan berbagai masalah sosial, seperti penurunan kualitas pendidikan, penurunan kesadaran masyarakat, dan penurunan kemampuan masyarakat.

Terdapat beberapa daerah yang memiliki akses pendidikan yang kurang. Misalnya, di Kabupaten Deli Serdang, terdapat beberapa desa yang tidak memiliki sekolah yang layak. Hal ini menyebabkan anak-anak di daerah tersebut tidak dapat mengakses pendidikan yang layak, ” ujar Mudrika memberikan contoh ketimpangan dalam akses pendidikan di wilayahnya.

Mudrikah menambahkan bahwa Environmental Problem adalah masalah sosial yang sangat penting di Indonesia, terutama di Sumatera Utara. Mudrikah menjelaskan bahwa Environmental Problem dalam hal ini isu merokok dapat menyebabkan berbagai masalah sosial. Merokok bukan hanya permasalah untuk 1 orang saja atau si perokok melaikan menjadi masalah jika dampak yang tercipta itu menyeret orang banyak orang. Dari hal ini terdapat kasus di Indonesia diantaranya “ Pria 23 tahun mengalami paru paru bocor” yang kedua “ kasus anak 3 tahun kecanduan merokok di Jogja” terakhir ada kasus “ Bocah di Sukabumi kecanduan merokok 2 bungkus perhari” Merokok dapat menjadi masalah sosial di masyarakay karena : Merokok menjadi masalah sosial di masyarakat karena beberapa alasan berikut: Dampak Negatif pada Kesehatan: Merokok memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan, terutama bagi remaja.

Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru. Ketergantungan: Merokok dapat menyebabkan ketergantungan, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif. Ketergantungan ini dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan psikologis, seperti penurunan kosentrasi, penurunan kebugaran, dan penurunan kesehatan. seperti penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air, dan penurunan kualitas tanah. Contoh yang diberikan oleh Mudrikah adalah di Universitas yang ada di Sumatera Utara, terdapat beberapa daerah dan kampus yang memiliki masalah lingkungan yang serius.

Sementara itu, Ketua Program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut, Neila Susanti, M.Si mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan diseminasi nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Sosiologi FISIP UNPAD dalam rangka mengimplementasikan kerja sama dengan Prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut sekaligus bagian dari implementasi kurikulum merdeka belajar dan kampus merdeka. (MAS/RM)

Konsulat Muda Jepang Motivasi Mahasiswa FIS UIN Sumut untuk Karir dan Studi di Jepang

Deli Serdang. Program Studi Sosiologi Agama bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama melaksanakan seminar Internasional dengan tema “ Budaya Etos Kerja orang Jepang : Kiat Sukses Membangun Karir dan Persiapan Studi di Jepang “ di aula kampus FIS UIN Sumut, Kamis (20/6). Seminar Internasional ini menghadirkan narasumber Konsulat Muda Konjen Jepang di Medan, Mr Asano Shunya didampingi oleh Staf konsulat bidang pendidikan dan kebudayaan, Utari. Kegiatan ini dipandu oleh dosen Prodi Sosiologi Agama, Ahmed Fernanda Desky, M.Si

Ketua HMJ Sosiologi Agama, Fitra Yusdarly Harahap mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilaksanakan setelah pelantikan beberapa bulan yang lalu. Adapun tema yang diambil ini merupakan keinginan dari teman teman mahasiswa yang ingin mempersiapkan studi lanjutnya di Jepang. Oleh sebab itu melalui seminar ini diharapkan mahasiswa mendapatkan akses informasi bagaimana dapat melanjutkan studinya di Jepang.

Sementara itu Dekan FIS, Dr Nursapia Harahap mengatakan mengapresiasi kegiatan yg dilaksanakan oleh HMJ Sosiologi Agama.karena telah mempersiapkan acara seminar ini dengan sebaiknya terlebih lagi dapat menghadirkan konsulat muda Jepang di Medan ke kampus FIS UIN Sumut. Dia menambahkan tema yang diambil ini merupakan tema yang cukup penting, sebab Jepang sebagai sebuah negara yang maju, tidak terlepas dari budaya etos kerja mereka yang disiplin dan tepat waktu.

Kita harus belajar banyak dari masyarakat Jepang, apalagi soal kedisplinan waktu dan tertib, ini menjadi modal sosial untuk membangun sebuah negara yang maju pula, ” ujar Dr Nursapia harahap, MA. Dia menambahkan, Jepang sebagai negera maju juga tidak melupakan identitas kebudayaannya termasuk nilai dan norma yang berlaku disana, sehingga menjadi kesatuan yang tidak dipisahkan sebagai orang Jepang kemanapun dan dimanapun dia berada.

Selain itu Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Sumut, Prof Dr Katiman, M. Ag sebelum membuka acara ini secara seremonial juga menyebutkan, bahwa negera Jepang merupakan salah satu negera di Asia yang menjadi tujuan pelajar untuk sekolah sampai tingkat Doktor. Oleh sebab itu, melalui seminar internasional ini selain kita mempelajari etos kerja di Jepang, juga harus memberikan akses informasi untuk memperoleh beasiswa pendidikan di Jepang. Oleh sebab itu, tentunya besar harapan tahun yang akan datang, ada alumni maupun dosen FIS yang bisa studi lanjutnya ke negara Jepang.

Konsulat Jepang di Medan, Mr. Asano Shunya dalam pemaparannya kepada ratusan mahasiswa FIS UIN Sumut yang hadir menyebutkan saat ini ada 888 beasiswa dari pemerintah Jepang yang sudah diberikan kepada mahasiswa asal Indonesia dan menurutnya beasiswa ini merupakan beasiswa terbesar di dunia. Sementara untuk jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang sebanyak 5792 mahasiswa. Selain itu dalam konteks demokrasi, Indonesia justru mendapatkan bonus demografi dimana jumlah populasi stabil dan dapat memberangkatkan tenaga kerja, hal ini berbanding terbalik dengan Jepang yang angka kelahirannya menurun mencapai 0.99 di Tokyo sehingga kekurangan tenaga kerja di Jepang. Dia juga membagikan tips bagaimana agar sukses untuk generasi kedepannya

Di Jepang itu membutuhkan tenaga kerja yang banyak, setidaknya ada tiga tips untuk bisa sukses yaitu, tepat waktu, disiplin dan belajar bahasa Jepang, apalagi orang Indonesia itu friendly (ramah) itu jadi modal sosial yang sangat baik, ” ujar Mr Asano Shunya yang sudah lebih dari 2 tahun bertugas di Medan.

Selain itu, Utari staf konsulat juga menyampaikan bahwa di Jepang saat ini ada program beasiswa ” Monbukagakusho” atau MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology) dimana penerima beasiswa setiap tahunnya sebesar 102 ribu orang. Adapun fasilitas yang didapat antara lain tidak adanya ikatan dinas, bebas biaya pendaftaran, tiket pesawat pulang dan pergi, gratis pembuatan visa pelajar bebas biaya kuliah, matrikulasi dan ujian uang masuk.

” Agar lolos program beasiswa ini juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain , mengasah kemampuan bahasa Inggris atau Jepang, mengantisipasi pertanyaan dari pewawancara, mempertajam motivasi belajar di Jepang, memberikan jawaban yang lugas dan tidak memikirkan diri sendiri, ” ujarnya. Hadir dalam kegiatan seminar ini , Wakil Dekan I Dra Retno Sayekti, M.Lis, Wakil Dekan II Dr Abdul Karim Batubara, MA, Wakil Dekan III Yoserizal Saragih, M.Ikom, Kepala Tata Usaha, Dr Rafnitul Hasanah, MA, Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi di lingkungan FIS UIN Sumut, ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, para dosen dan juga staf kepegawaian.Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dan pemberian cinderamata (RM)

Dosen Sosiologi Agama Menjadi Narasumber Youth Interfaith Harmony di Padang Sidempuan

Padang sidempuan, Dosen Program studi Sosiologi Agama Purjatian Azhar, M. Hum menjadi pembicara pada acara Youth Interfaith Harmony di Padang Sidempuan. Acara tersebut diselenggarakan oleh kerjasama Komite Nasional Lutheran World Federation KN-LWF dengan Gereja Kristen Protestan Angkola GKPA, sabtu 15 Juni 2024.

Acara tersebut mengundang para pemuda dari berbagai lintas agama, baik itu Kristen, Katolik, Islam dan juga Budha di Padang Sidempuan. Dalam paparan nya Purja menjelaskan bagaimana peran pemuda dalam merawat perbedaan dalam bingkai kebhinekaan. Purja memulai pemaparan dengan mengajak berefleksi kepada semua peserta untuk kembali menerima segala bentuk perbedaan, perbedaan adalah kehendak Tuhan, maka terimalah segala bentuk perbedaan dengan penuh keikhlasan dan kebijaksanaan, tegas nya.

Selanjutnya Purja juga menjelaskan bagaimana sikap beragama bagi seorang muslim. Pertama, Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits serta Pancasila dan UUD 1945, artinya dalam beragama maka yang menjadi sumber hukum adalah Al-Qur’an dan Hadits, begitu juga dalam bernegara, maka yang menjadi sumber hukum dan yang harus ditaati adalah Pancasila dan UUD 1945. Kedua, berpikir secara Inklusif, terbuka dan open minded. Ketiga memiliki sikap Tabayyun, artinya tidak mudah menyalahkan dan menghakimi ketika terjadi perbedaan pendapat dan pandangan khususnya dalam konteks beragama. Keempat, memiliki sikap Agree in Disagreement (Setuju dalam Ketidaksetujuan) dan, kelima, memilki sikap untuk Berbaur tetapi tidak melebur.

Purja melihat bahwa pemuda memiliki peran yang cukup sentral dalam merawat keharmonisan umat beragama, artinya bahwa tugas-tugas dalam merawat perdamaian dan keharmonisan bukan semata tugas para agamawan saja, tetapi pemuda juga memiliki tugas yang sama dalam menjaga dan merawat keharmonisan antar ummat beragama. (PA)

Mahasiswa SA Rebut Juara di Porseni FIS 2024

Deli Serdang. Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial merebut juara dalam ajang Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni ) Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan tahun 2024. Adapun kategori pertandingan yang dijuarai yakni bola kaki, catur dan tenis meja, pop solo dari sembilan cabang yang dikompetisikan yg lainnya yakni film pendek, puitisasi, stand up comedy, story telling, monolog dan karya tulis ilmiah. Kegiatan ini dilaksanakan di kampus FIS UIN Sumut, (30/04)

Adapun mahasiswa program studi Sosiologi Agama yang menjuarai pada ajang porseni FIS 2024 antara lain, Widya Permita Sari juara 1 pop solo, tim kesebelasan bola kaki Sosiologi Agama juara 1, Rahmad juara 1 tenis meja dan Rizki Kurniawan juara 1 kategori catur. Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M,Si mengucapkan selamat atas pretasi dalam bidang seni dan olah raga yang yang sudah diperoleh dan tentunya bakal dan skill juga harus terus ditingkatkan agar bisa berkompetisi diajang yang lebih nasional untuk mengharumkan nama prodi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut. (RM)

Survey IKUB 2024, Dosen SA Sukseskan Survey di Sumut

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Rholand Muary terlibat dalam mensukseskan survey Indeks Kerukunan Umat Bergama (IKUB) 2024 sebagai Koordinator Lapangan khususnya di Kota Medan dan Kabupaten Nias Selatan pada mulai Maret- April 2024. Kegiatan survey IKUB 2024 diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimas agama dan layanan keagamaan dengan tujuan mengukur sikap umat beragama di Indonesia terhadap konsep kerukunan sebagaimana tertuang dalam PBM No. 8 dan 9 Tahun 2006, kemudian mengukur Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama serta sebagai alat pemetaan, pengukuran potensi, prediksi, dan deteksi dini kehidupan keberagamaan umat beragama.

Sasaran dalam survey ini dilakukan di 34 provinsi, 136 kabupaten/kota , 1360 kelurahan/desa, dengan melibatkan 13.600 responden. Penarika sampel dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik enumerator langsung menjumpai para responden. . Adapun yang menjadi indikator indeks kerukunan umat beragama yakni mengukur toleransi antar umat beragama, kesetaraan antar umat beragama dan kerja sama antar umat beragama. (RM)

Prodi SA Jajaki Kerja Sama dengan KN LWF

Pematang Siantar. Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara menjajaki kerja sama kembali dengan Komite Nasional (KN) Luthreran Word Federations (LWF) di kantornya saat undangan diskusi Membuka Pertemuan Lintas Agama untuk Meningkatkan Toleransi dan Hak Asasi Manusia di Sumatera Utara (16/04)

Dalam pembukaan acara, Rev Dedi Pardosi, Direktur KN-LWF, menyambut para peserta dan menggarisbawahi pentingnya dialog antaragama dalam memperjuangkan perdamaian dan kerukunan. Partisipan yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, mahasiswa, dan perwakilan organisasi keagamaan. Pertemuan ini menjadi forum bagi para peserta untuk saling berbagi cerita tentang pengalaman mereka dalam menjaga keberagaman, mengatasi tantangan dalam dialog antaragama, dan mendorong inisiatif-inisiatif yang memperjuangkan toleransi dan hak asasi manusia. Langkah awal kolaborasi dengan organisasi Inclusive Citizenship and Human Rights (ICHR) dari Norwegia juga diumumkan, dengan tujuan meningkatkan inklusi minoritas agama di wilayah yang dilanda konflik di beberapa negara.

ICHR menyambut baik pengalaman dari Indonesia, khususnya Sumatera Utara, sebagai sumber daya berharga untuk kursus online mereka yang bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang hak asasi manusia dan keragaman agama. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret dalam memperjuangkan perdamaian dan kerukunan di Indonesia serta menjadi model bagi upaya serupa di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.Dosen Prodi Sosiologi Agama yang hadir dalam kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama, Rholand Muary, M.Si dan dosen senior Sosiologi Agama, Dr Irwansyah, M.Ag. (RM/Ist)

Persiapan Tugas Akhir, Prodi SA Gelar Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah

Deli Serdang. Program Studi (Prodi) Sosiologi Agama melaksanakan pelatihan penulisan karya ilmiah yang akan dimuat pada jurnal terakreditasi untuk mahasiswa prodi Sosiologi Agama, Rabu (24/04). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Agung Suharyanto, M,Si, akademisi dari Universitas Medan Area yang juga merupakan pengelola jurnal di UMA dan Rizki Saputra, M.Sos akademisi dari Universitas Graha Kirana sekaligus sebagai Kepala Bidang dan Publikasi di kampus tersebut.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Dr. Nursapia Harahap, MA yang diwakili oleh Wakil Dekan akademik dan kelembagaan, Dra. Retno Sayekti, M.LIs dalam sambutannya menyambut baik kegiatan penulisan artikel ilmiah ini, sebab kegiatan ini sangat diperlukan sebagai penunjang materi khususnya bagi mahasiswa yang mengambil tugas akhirnya artikel jurnal. Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan ini pun meminta agar mahasiswa memahami dengan benar apa yang disampaikan oleh kedua narasumber agar artikel yang nanti dipublikasi merupakan artikel yang berkualitas

Tentunya kita berharap, artikel yang akan disusun merupakan artikel yang sesuai dengan standar penulisan dan memahami dengan benar kaidah kaidah etis dalam penulisan, sebab di luar sana ada banyak jurnal predator yang menawarkan publikasi dengan cepat sehingga merusak nama baik instritusi, ” ujar Retno Sayekti.

Rizki sahputra dalam pemaparannya menyebutkan, karya tulis ilmiah harus benar benar memasukkan ide dalam penulisan termasuk masalah dalam penelitian tersebut, ide tersebut dapat dicari dengan mengakses jurnal bereputasi internasional maupun internasional, selanjutnya dengan mengembangkan variabel pembahasan dengan menggunakan tools AI . Sementara itu, Agung Suharyanto menyebutkan bahwan struktur artikel ilmiah penelitian terdiri dari beberapa bagian antara lain judul, baris kepemilikan (author dan alamat), abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih (optional) dan daftar pustaka.

Kegiatan pelatihan ini juga turut dihadiri oleh Wakil Dekan II, Dr Abdul Karim Batu Bara, Ketua Prodi Sosiologi Agama, Neila Susanti, M,Si, Sekretaris Prodi, Rholand Muary, M.Si. Kepala Tata Usaha, Dr. Rafnitul Hasanah, MA dan puluhan mahasiswa Sosiologi Agama FIS UIN Sumut. (RM)

Visiting Lecture Dosen SA ke UIN Yogyakarta

Yogyakarta. Dalam rangka membangun relasi akademik dan menambah pengalaman dalam proses belajar dan mengajar, beberapa dosen program Studi Sosiologi Agama FIS UIN Sumut melakukan vsiting lecture ke prodi Sosiologi Agama UIN Sunankalijaga Yogyakarta 27-29 Februari 2024. Dosen Sosiologi Agama diantaranya Dr Faisal Riza, MA. Dr Suheri Harahap, M. Si dan Aulia Kamal. MA

Dalam paparannya, Dr Faisal riza menyampaikan tentang kajian muslim urban : Gerakan sosial, politik dan ruang yang menyoroti kemunculan gerakan sosial keagamaan dan gerakan politik di kota yang tidak hanya sekedar ideologis.

Banyak nya isu sosial keagamaan yang muncul yang melibatkan struktur ruang, menimbulkan terjadinya perebutan dan negoisasi, maka beberapa gerakan sosial keagamaan muncul di ruang publik, “ ujar Dr Faisal Riza dihadapan puluhan mahasiswa Sosiologi Agama UIN Yogyakarta

Oleh sebab itu, menurutnya gerakan sosial keagamaan yang muncul dapat dianalisis melalui pendekatan teori gerakan sosial. Faisal riza juga mencontohkan penelitiannya yang sudah dipublish di jurnal Sosiologi Agama UIN Yogyakarta terindeks Sinta 2 dengan judul Spatial Conflict, Local Politics and The Presence of Islamic Social Movement: GNPF Ulama in Medan

Selain itu, Aulia Kamal, MA menyampaikan topik materi “ mengurai Persepsi Negatif dalam Konflik Keagamaan”. Dia menyoroti beberapa praktik konflik yang terjadi di masyarakat diantaranya kasus konflik rumah ibadah Kristen (Katolik dan Protestan) di Aceh Singkil yang terjadi berulang kali selama 36 tahun dan muncuk kembali ketegangan yang berakhir pada pembakar rumah ibadah pada 13 Okrober 2015 dan menimbulkan korban jiwa.

Hasil riset yang saya lakukan kenapa konflik itu terjadi karena pada dasarnya terjadi persoalan persepsi negatif, setidaknya ada tiga narasi yang berkembang, yaitu pelanggaran perjanjian, kecurigaan atas kristenisasi dan kelalaian pemerintah daerah, “ ujar Aulia Kamal yang juga sekretaris Unit Penjamin Mutu (UPM) FIS UIN Sumut ini.

Menurutnya ketiga narasasi ini cukup berperan dalam mengkonstruksi dan mengeskalasi konflik, namun tidak relevan sebagai sumber utama konflik, ketiganya dapat berdiri sendiri dalam menjelaskan konstruksi konflik, ketiganya dibangun atas persepsi negatif.

Acara visiting lecture berlangsung interaktif dan juga mahasiswa memberikan pendapat atas fenomena yang serupa terjadi di kampung halamannya maupun yang terjadi di daerah lain. Kegiatan visiting lecture program Studi Sosiologi Agama ini disambut hangat oleh Ketua Prodi Sosiologi Agama UIN Sunankalijaga Yogyakarta, Dr. Siti Kurnia Widiastuti, MA dan dosen lainnya. (RM)

Dosen SA Jadi Tim Peneliti Studi Etnomedisin Bersama Balai Pelestarian Kebudayaan

Medan. Dosen Program Studi Sosiologi Agama, Ahmed Fernanda Desky, M.Si ikut terlibat dalam tim peneliti kajian Etnomedisin (Pengobatan Tradisional) di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Penelitian ini bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI yang dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 13 Februari 2024 untuk melakukan penelitian di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan analisis kajian selama 3 bulan ke depan.

Ahmed Fernanda Desky, M.Si mengatakan bawah studi etnomedisin sendiri bertujuan mengeksplorasi pengobatan tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang kepada generasi penerusnya sekaligus mendata sisa-sia peninggalan warisan budaya non benda di Kabupaten Tanah Karo. Mengingat di era globalisasi, aspek penunjang kesehatan termasuk pengobatan yang dilakukan masyrakat kini mengalami perubahan baik dalam sisi sistem kepercayaan maupun aspek ekonomi. Banyaknya pengobatan berbasis medis yang sudah sangat modern dan canggih kini menggeser keyakinan masyarakat dalam melakukan pengobatan alternatif seperti metode pengobatan tradisional ini.

Masyarakat di Kabupaten Karo sendiri masih mempercayai pengobatan tradisional seperti sembur, kuning (parem panas), tawar, pijat tradisional, oukup, erpangir (marpangir/memandikan), minyak urut (pengobatan patah tulang Kem-Kem) dan lain sebagainya akan khasiat yang dinilai masih efektif dalam mencegah dan mengobati gangguan kesehatan, sehingga banyak masyarakat yang masih mengandalkan pengobatan tradisional, ” ujarnya.

Dia menambahkan, budaya ramuan alami ini masih melekat kuat di benak masyarakat Karo, dan mereka masih percaya bahwa obat tradisional ini lebih ampuh dalam menjaga kesehatan keluarga leluhurnya karena tidak menimbulkan efek samping. Warisan budaya non benda ini sangat layak untuk dicatat oleh negara dan dilestarikan karena memiliki ciri khas dan keunikan dalam mencari bahan-bahan herbal yang di dapat dari alam sekitar, proses pembuatan, pemasaran, serta metode pengobatannya.

Studi ini tidak terlepas dari peran dan tanggungjawab dosen tetap prodi Sosiologi Agama dalam menjalankan tugas tridharma perguruan tinggi di bidang penelitian dan pengembangan yang tidak hanya melakukan secara mandiri tapi juga melakukan kolaborasi untuk menambah pengalaman rekognisi. Selain itu, studi etnomedisin dapat diaplikasian pada beberapa matakuliah sosiologi kesehatan, antropologi sosial dan matakuliah prodi lainnya yang relevan dalam melihat fenomena masyarakat dalam menjalankan tradisi pengobatan tradisional yang mampu bersaing dengan dalam skala nasional bahkan sampai internasional serta dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan bagi para dosen maupun mahasiswa prodi sosiologi agama yang dapat dikaji dari bebagai aspek seperti tradisi, sistem kepercayaan, relasi sosial, sistem pengobatan dalam perspektif islam dan tentu saja dapat mengaplikasikan studi sains dengan agama (wahdhatul ‘ulum).

Kedepan juga akan dilakukan kerjasama agar mahasiswa dapat dilibatkan dalam kegiatan praktik kerja lapangan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II, ” ujarnya kembali.

Adapun tim peneliti etnomedisin ini beranggotakan lima orang yaitu Dharma Kelana Putra, S.Sos., MA (Pamong Budaya Ahli Pertama, Balai Pelestarian Kebudyaan Wilayah II), Wahyu Wiji Astuti, S.Pd., MA (Dosen Sastra Indonesia Unimed), Ahmed Fernanda Desky, M.Si (Dosen Prodi Sosiologi Agama UIN Sumatera Utara), Dedi Andriansyah, S.Pd., M.Si (Dosen Prodi Pendidikan Antropologi Unimed) dan Rahman Malik, M.Sos (Dosen Sosiologi USU).

Kolaborasi antara praktisi kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan para dosen berafiliasi dan bidang keilmuan yang berbeda-beda ini telah menambah warna berbagai perspektif keilmuan secara ilmiah dapat dikaji dan dianalisis dari berbagai lini terkain studi etnomedisin tersebut. Output pada penelitian ini rencananya akan dituangkan ke dalam bentuk artikel populer yang akan dibukukan (Book Chapter) sebagai bahan rujukan bagi pemerintah dalam mencatat peninggalan-peninggalan warisan budaya non benda khususnya di bidang etnomedisin. (AFD/RM)